Pada tahun 1956, seorang tokoh bernama Fred Hoyle mengemukakan sebuah
hipotesa bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama
ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan
serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang
tidak meledak dan mulai mengelilinginya.adapun alasan dari pendapat ini karena
setelah penelitian terhadap tata surya lain ternyata ada tata surya yang
memiliki bintang kembar, oleh karna itulah Fred Hoyle beranggapan bahwa tata
surya kita terbentuk dari proses meladaknya bintang kembar.
Proses terjadinya bintang kembar adalah sebagai berikut:
- Pada awalnya di tata surya kita ada dua buah bintang kembar yaitu matahari dan kembarannya.kembaran matahari ini tidak stabil kemudian lama kelamaan kembaran dari matahari tersebut mengalami ledakan ledakan kecil hinga pada suatu ketika kemudian kembaran dari matahari tersebut benar – benar meledak menjadi serpihan – serpihan kecil dan debu – debu.
- Serpihan dan debu tersebut kemudian terperangkap oleh gaya grafitasi matahari, namun tidak tersedot masuk. Kemudian debu – debu yang terbentuk dan berkumpul dan mempilin sehingga membentuk planet dan serpihan – serpihan batuan membentuk jalur asteroid yang memisahkan planet dalam dan luar.
Oleh para astronom, salah
satu dari si kembar ini diperkirakan lahir lebih dahulu daripada yang lain.
Masalahnya, sejak dahulu para ahli astrofisika telah mengasumsikan jika
pembentukan bintang ganda terjadi secara simultan. Dengan demikian, penemuan
ini jadi uji coba baru atas teori model pembentukan bintang, sehingga bisa
diuji lagi, apakah dengan model yang sudah ada bisa terbentuk sistem bintang
ganda dari dua buah bintang yang lahir di saat yang berbeda.
Kedua bintang kembar ini
ditemukan pada Nebula Orion, yang berjarak 1500 tahun cahaya dari Bumi. Bintang
yang baru berumur 1 juta tahun itu masih merupakan bayi bintang, mengingat masa
hidupnya akan mencapai usia 50 milyar tahun. Jika dibandingkan dengan umur
manusia, bintang ini baru merupakan bayi berusia satu hari.
Menurut Keivan Stassun, dari Vanderbilt University,
“Bintang kembar identik ini merupakan bintang ganda gerhana yang masih sangat
muda. Bintang ganda gerhana lainnya yang masih sangat muda adalah batuan
Rosetta yang menceritakan sejarah hidup bintang yang baru terbentuk.” Keivan
dan Robert D. Mathieu dari University of Wisconsin-Madison yang mengepalai
proyek tersebut.
Bintang ganda gerhana
merupakan pasangan bintang yang berevolusi mengelilingi sumbunya pada sudut
kanan ke arah Bumi. Orientasi ini membuat para astronom dapat menentukan laju
orbit kedua bintang saat mengelilingi satu sama lain, bahkan saat keduanya tak
dapat dipisahkan sebagai bintang tunggal. Laju orbit tersebut ditentukan dengan
mengukur perubahan periodisitas kecerlangan yang dihasilkan saat bintang yang
satu lewat di depan bintang lainnya. Ini dikenal dengan istilah menggerhanai
bintang lainnya. Dengan informasi tersebut, para astronom dapat menentukan
massa kedua bintang menggunakan hukum gerak Newton.
Dalam penemuan bintang kembar
identik ini, perhitungan menunjukan massa keduanya hampir identik, yakni 41%
dari massa Matahari. Nah, menurut teori yang ada saat ini, massa dan komposisi
adalah dua faktor utama yang menentukan karakteristik fisik sebuah bintang dan
juga yang mendikte seluruh siklus hidup si bintang. Kedua bintang yang
ditemukan ini terbentuk dari kondensasi awan gas dan debu yang sama, sehingga
tentunya mereka juga memiliki komposisi yang sama. Dan dengan massa dan
komposisi yang sama, tentunya keduanya akan memiliki persamaan dalam segala
hal. Ternyata, kenyataan berkata lain. Para astronom terkejut saat mengetahui
bintang kembar yang mereka temukan memiliki perbedaan signifikan dalam
kecerlangan, temperatur permukaan dan juga ukuran.
Pengukuran awal pada gerhana
kedua bintang ini dilakukan dengan menyaring hasil pengamatan beberapa ribu
bintang selama 15 tahun yang dilakukan dengan teleskop di Kitt Peak National
Observatory , Arizona dan teleskop SMARTS di Cerro
Tololo Inter-American Observatory, Chile. Untuk mendapatkan
informasi yang lebih banyak lagi, dilakukan pengukuran tambahan menggunakan Hobby Eberly
Telescope di Texas.
Dari hasil pengukuran selisih
banyaknya cahaya yang meredup saat terjadi gerhana, diperkirakan salah satu
bintang memiliki kecerlangan dua kali lebih terang dari yang lainnya. Hasil kalkulasi
yang dilakukan juga menunjukan jika bintang yang lebih terang memiliki
temperatur permukaan sekitar 300 derajat lebih tinggi dari kembarannya.
Analisis tambahan yang dilakukan pada spektrum cahaya menunjukkan, salah satu
bintang memiliki ukuran 10% lebih besar dari bintang pasangannya. Namun untuk
memastikannya, dibutuhkan pengamatan tambahan.
Lantas, bagaimana menjelaskan
adanya bintang kembar identik yang memiliki perbedaan seperti itu? Kembar
memang tak selamanya sama semuanya. Untuk kasus bintang kembar ini,
diperkirakan perbedaan yang terlihat di antara keduanya timbul karena perbedaan
waktu kelahiran di antara keduanya. Menurut Stassun, “Diperkirakan, salah satu
bintangnya terbentuk 500.000 tahun lebih awal dari kembarannya.” Atau bisa
dikatakan ekivalen dengan selang kelahiran bayi kembar selama setengah hari.
Penemuan ini tentunya akan
membawa para astronom untuk menguji kembali model pembentukan bintang yang
sudah ada. Salah satunya adalah dalam masalah penentuan massa dan umur ribuan
bintang muda yang usianya kurang dari bberapa juta tahun. Semua perhitungan
yang ada saat ini dilandasi teori jika bintang ganda muda terbentuk secara
simultan.
Teori bintang kembar (Lyttleton)
Teori bintang
kembar dikemukakan astronom Inggris bernama Lyttleton. Teori ini menyatakan
bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya
saling mengelilingi, pada suatu masa melintas bintang lainnya dan menabrak
salah satu bintang kembar itu dan menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil
yang terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet yang mengelilingi
bintang yang tidak hancur, yaitu matahari.
Gambar
3.5 Pembentukan tata surya menurut teori bintang kembar
(Sumber: Moh.
Ma'mur Tanudidjaja, halaman 98)
Proses
Pembentukan Bumi
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk
hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas
beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda,
mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan
sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata
surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama
ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak
mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah
yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena
itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata
surya kita.
Bagaimana Bumi ini terbentuk secara pasti masih
merupakan perdebatan dimana banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli
dengan alasan yang berbeda-beda pula. Berikut ini beberapa teori mengenai pembentukan
bumi yang umum dikenal.
2 comments:
keren kakak
seru banget bacanya nice info kak
seva
Post a Comment