BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada masa sekarang ini, manusia
dituntut untuk menghasilkan produk-produk yang bermanfaat yang dihasilkan dalam
waktu singkat dan dengan modal yang tidak banyak. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu
yang lebih cepat, unggul, dan tidak memakan banyak biaya adalah dengan
mencangkok.
Lalu sesungguhnya bagaimana cara
mencangkok yang benar? Banyak masyarakat yang belum mengetahui secara mendalam
tentang hal ini. Maka, dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam cara-cara
mencangkok yang benar dan untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat dan
dapat dihasilkan dengan tidak memakan banyak biaya, maka kami memutuskan untuk
melakukan suatu penelitian dengan judul :
“Cara Mencangkok yang Benar.”
Tanaman yang akan kami gunakan
sebagai objek penelitian yang akan dicangkok adalah tanaman jambu air.
Berdasarkan latar belakang
permasalahan, maka penulis merumuskan suatu masalah yakni :
“Bagaimana cara mencangkok yang
benar?”
C.
TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah :
1.
Mengetahui lebih dalam cara-cara mencangkok yang benar
2.
Menghasilkan suatu produk yang bermanfaat dan dapat dihasilkan dengan tidak
memakan banyak biaya.
D. MANFAAT
Manfaat kegiatan ini adalah :
1.
Untuk memberi suatu pengetahuan kepada khalayak tentang bagaimana cara
mencangkok yang benar dan menghasilkan suatu produk yang bermanfaat dan dapat
dihasilkan dengan tidak memakan banyak biaya.
2.
Membudidayakan kegiatan mencangkok untuk menjaga tanaman dari ancaman
kepunahan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN
Mencangkok merupakan salah satu cara
pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang
memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan. Selain itu,
pohonnya juga tidak terlalu tinggi.
Mencangkok dilakukan dengan cara
menguliti hingga
bersih dan menghilangkan kambium pada cabang atau ranting sepanjang
5-10 cm pada tanaman dikotil untuk kemudian dipindahkan ke dalam wadah lain
saat akar telah tumbuh.
Pada saat mencangkok, kambium
pada cabang atau ranting harus dihilangkan agar kulit tidak terbentuk kembali.
Bila kulit terbentuk kembali, maka akar tidak akan dapat terbentuk. Sebaliknya,
jika lapisan cambium tersebut bersih, maka hasil fotosintesis akan terkumpul di
tempat cambium yang telah dibersihkan dan pertumbuhan akar dapat terangsang
dengan baik.
B.
DESKRIPSI TANAMAN
1. Jenis
Tanaman
Kingdom : Plantarum
sub Kingdom :
Kormophyta
Super Divisio
: Kormophyta biji
Divisio : Spermatophyta
Sub
Divisio : Angiospermae
Classis : Dycotyledoneae
Ordo : Myrtales
Familia
: Myrtaceae
Genus : Syzygium
Species : Eugenia aquea
Selain itu juga
terdapat 2 jenis jambu air yang banyak ditanam, tetapi keduanya tidak begitu
menyolok perbedaannya:
1.
Syzygium quaeum (jambu air kecil) dan
2.
Syzygium samarangense (jambu air besar).
Varietas jambu air besar yakni:
jambu Semarang, Madura, Lilin (super manis), Apel dan Cincalo (merah dan
hijau/putih) dan Jenis-jenis jambu air lainnya adalah: Camplong (Bangkalan),
Kancing, Mawar (jambu Keraton), Sukaluyu, Baron, Kaget, Rujak, Neem, Lonceng
(super lebat), dan Manalagi (tanpa biji).
Varietas yang paling komersil adalah Cincalo dan Semarang,
yang masing-masing terdiri dari 2 macam (merah dan putih).
1.
Sejarah Singkat
Jambu air berasal dari daerah
Indo Cina dan Indonesia, tersebar ke Malaysia dan pulau-pulau di Pasifik.
Selama ini masih terkonsentrasi sebagai tanaman pekarangan untuk konsumsi
keluarga. Buah Jambu air tidak hanya sekedar manis menyegarkan, tetapi memiliki
keragaman dalam penampilan. Jambu air (Eugenia aquea) dikategorikan
salah satu jenis buah-buahan potensial yang belum banyak disentuh
pembudidayaannya untuk tujuan komersial. Sifatnya yang mudah busuk menjadi
masalah penting yang perlu dipecahkan. Buahnya dapat dikatakan tidak berkulit,
sehingga rusak fisik sedikit saja pada buah akan mempercepat busuk buah.
2. Syarat Tumbuh
a. Iklim
1.
Angin sangat berperan dalam pembudidayaan jambu air. Angin berfungsi dalam
membantu penyerbukan pada bunga.
2.
Tanaman jambu air akan tumbuh baik di daerah yang curah hujannya
rendah/kering sekitar 500–3.000 mm/tahun dan musim kemarau lebih dari 4 bulan.
Dengan kondisi tersebut, maka jambu air akan memberikan kualitas buah yang baik
dengan rasa lebih manis.
3.
Cahaya matahari berpengaruh terhadap kualitas buah yang akan dihasilkan.
Intensitas cahaya matahari yang ideal dalam pertumbuhan jambu air adalah 40–80
%.
4.
Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu air adalah 18-28 derajat C.
5.
Kelembaban udara antara 50-80 %.
b. Media Tanam
6.
Tanah yang cocok bagi tanaman jambu air adalah tanah subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik.
7.
Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok sebagai media tanam jambu air adalah
5,5–7,5.
8.
Kedalaman kandungan air yang ideal untuk tempat budidaya jambu air adalah
0-50 cm; 50-150 cm dan 150-200 cm.
9.
Tanaman jambu air sangat cocok tumbuh pada tanah datar.
c. Ketinggian Tempat
Tanaman jambu air mempunyai daya
adaptasi yang cukup besar di lingkungan tropis dari dataran rendah sampai
tinggi yang mencapai 1.000 m dpl.
3.
Manfaat Tumbuhan
Pada umumnya jambu air dimakan
segar, tetapi dapat juga dibuat puree, sirop, jeli, jam/berbentuk awetan lainnya.
Selain sebagai “buah meja” jambu air juga telah menjadi santapan canggih dengan
dibuat salada dan fruit coctail. Kandungan kimia yang penting dari jambu air
adalah gula dan vitamin C. Buah jambu air masak yang manis rasanya, selain
disajikan sebagai buah meja juga untuk rujak dan asinan. Kadang-kadang kulit
batangnya dapat digunakan sebagai obat.
A. TEKNIK MENCANGKOK
Alat-alat yang dibutuhkan :
1.
Tanaman yang akan dicangkok
2.
Tanah gembur
3.
Pisau
4.
Plastik atau sabut kelapa
5.
Tali plastik
6.
Air
Cara mencangkok yang benar
dilakukan sebagai berikut :
1.
Pilih cabang yang sehat dan lebih baik yang
tumbuh vertikal.
2.
Cabang dikuliti kulitnya melingkari batang
dengan jarak 5-10 cm.
3.
Bersihkan lapisan kambium yang menempel pada
kayu.
4.
Apabila memakai plastik, plastik tersebut harus
diberi beberapa lubang kecil sebagai jalan masuknya air terlebih dahulu.
5.
Setelah lapisan kambium bersih, lapisi bagian
tersebut dengan tanah gembur dan balut bagian yang telah terlapisi tanah dengan
plastik atau sabut kelapa.
6.
Ikat balutan tersebut dengan menggunakan tali
plastik dibagian ujung atas dan bawah.
7.
Sirami bagian yang telah dicangkok secara
teratur.
8.
Setelah kurang lebih satu bulan, akar mulai
tumbuh. Jika pertumbuhan akar sudah cukup baik, balutan plastik atau sabut
dilepas dan cangkokan siap ditanam di wadah baru.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1.
Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif
buatan yang bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang memiliki sifat yang sama
dengan induknya
2. Alat-alat yang dibutuhkan untuk mencangkok:
a. Tanaman
yang akan dicangkok
b. Tanah
yang gembur
c. Pisau
d. Plastik
atau sabut kelapa
e. Tali
plastik
f.
Air
3. Cara mencangkok yang benar dilakukan sebagai
berikut :
a. Pilih
cabang yang sehat dan lebih baik yang tumbuh vertikal.
b. Cabang
dikuliti kulitnya melingkari batang dengan jarak 5-10 cm.
c. Bersihkan
lapisan kambium yang menempel pada kayu.
d. Apabila
memakai plastik, plastik tersebut harus diberi beberapa lubang kecil sebagai
jalan masuknya air terlebih dahulu.
e. Setelah lapisan
kambium bersih, lapisi bagian tersebut dengan tanah gembur dan balut bagian
yang telah terlapisi tanah dengan plastik atau sabut kelapa.
f.
Ikat balutan tersebut dengan menggunakan tali
plastik dibagian ujung atas dan bawah.
g. Sirami
bagian yang telah dicangkok secara teratur.
h. Setelah
kurang lebih satu bulan, akar mulai tumbuh. Jika pertumbuhan akar sudah cukup
baik, balutan plastik atau sabut dilepas dan cangkokan siap ditanam di wadah
baru.
4.
Hasil tanaman cangkokan yang telah di pindahkan ke wadah lain memiliki akar
serabut.
B. SARAN
1.
Hal-hal di bawah ini dapat dilakukan untuk menjaga kesuburan tanaman hasil
cangkokan:
a. Berikan
pupuk kompos untuk menunjang kesuburan tanah.
b. Sirami
tanaman secara teratur.
2.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mencangkok :
a. Waktu
mencangkok, sebaiknya pada musim hujan karena tidak perlu melakukan penyiraman
berulang-ulang,
b. Memilih
batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya tidak terlalu
tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan baik buahnya.
c. Pemeliharaan
cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media cangkokan cukup lembab
sepanjang waktu.
0 comments:
Post a Comment