.post img:hover { -moz-trnasform: scale(1.3) ; -webkit-transform: scale(1.3); -o-transform: scale(1.3) ; -ms-transform: scale(1.2) ; transform: scale(1.3) ;}

HIKAYAT SI MISKIN

09:34 |



Hikayat ini menceritakan orang pada zaman dahulu sekali. Suatu peristiwa yang mana Allah SWT menunjukkan kekayaanNya kepada hambaNya. Menceritakan orang miskin suami-isteri yang mencari rizki ke negara antah berantah. Nama raja dalam negara tersebut adalah Indera Dewa. Beliau teramat mahsyur. Raja-raja di tanah Dewa tersebut takluk kepada Baginda dan membayar upeti setiap tahunnya.
            Suatu hari baginda sedang berkumpul bersama raja-raja, menteri dan hulubalang serta rakyatnya. Lalu Si Miskin menuju ke tempat berkumpul tersebut.  Orang-orang melihatny, Si miskin suami-isteri tersebut berpakaian usang seperti habis dimamah anjing. Orang-orang tertawa melihatnya sambil mengambil kayu dan batu. Si Miskin dilempari tubuhnya dan bengkak serta berdarah. Baginda berkata” ada apakah gerangan di luar itu?”. Para raja menjawab” ya taunku Syah Alam, orang melempari Si Miskin tuanku”. Baginda berkata” usirlah jauh-jauh!”.Diusirlah oleh orang-orang Si Miskin tersebut hingga ke tepi hutan dan orang-orang kembali.
           
Setelah hari mulai malam, baginda masuk ke dalam istananya. Seluruh raja, menteri dan hulubalang serta rakyat pulang ke rumahnya. Sedangkan Si Miskin ketika malam ia tidur di dalam hutan. Setelah siang hari ia masuk ke dalam negeri mencari rizkinya. Ketika sampai di dekat kampung, apabila warga kampung melihatnya ia diusir dengan kayu dan Si Miskin lari ke dalam pasar. Apabila orang pasar melihat Si Miskin datang maka orang pasar melemparinyadenagn batu bahkan memukulnya dengan kayu. Si miskin menangis kencang sepanjang jalan karena lapar dan haus seperti hendak mati.
Ketika bertemu tempat sampah ia berhenti. Dicarinya makanan di atas tumpukan sampah. Didapatinya ketupat basi dan sebuku tebu lalu dimakan bersama isterinya. Setelah dimakannya ia merasa badannya agak segara karena telah beberapa hari tidak makan nasi karena Ia takut hendak meminta kepada orang. Jangankan diberi, datang ke rumahnya pun diusir. Begitulah kehidupan Si miskin setiap hari.
            Ketika hari sudah petang, si miskin masuk ke dalam hutan tempatnya sediakala. Di sanalah ia tidur. Ia menyapu darah di tubuhnya yang sudah kering lalu tidur. Setelah pagi datang, Ia berkata kepada Isterinya” Ya tuanku, matilah rasanya. Tubuhku sangat sakit, rasanya tubuhku hancur”. Katanya sambil menangis. Isterinya merasa iba melihat suaminya. Sang isteri ikut manangis sambil memamah daun untuk dioleskan ke tubuh suaminya sambil berkata” diamlah taun, jangan menangis! Seduhlahg dengan anting kita!”. Sebenarnya Si Miskin adalah raja Keinderaan yang terkena kutukan Batara Indera hingga seperti itu. Suaminya itupun segera sembuhdan masuk ke dalam hutan mencari ambatmuda yang bisa dimakan dan dibawa kepada isterinya. Seperti itulah suami isteri itu.
            Setelah beberapa lama, Isteri Si miskin hamil tiga bulan. Isterinya menangis meminta buah mangga yang ada di taman raja. Suaminya terinagt antingnya ketika menjadi raja ia tidak mau memiliki anak dan sekarang telah menjadi hal genting dan berkata kepada isteinya” hai adinda, apakah emngkau hendak membunuhku?, lupakah engkau masalah kita. Jangankan meminta barang, masuk ke dalam kampung saja tidak boleh.  Setelah isterinya mendengan hal itu, ia makin menangis. Suaminya berkata” diamlah tuan, jangan menangis! Aku akan pergi mencarikan adinda buah mempelam dan aku berikan kepada adinda”. Barulah isterinya diam mendengar hal tersebut. Maka si suami pergi ke pasar mencari buah mangga. Setelah sampai di kedai tempat orang berjual buah mangga, Si Miskin berhenti hendak meminta namun takut dipukuli. Orang yang berjualan berkata” hai miskin, mau apakah engkau?”. Si miskin menyahut” aku hendak memohon belas kasihanmu, kasihanilah aku yang miskin ini. Bolehkah saya meminta buahmangga yang busuk itu sebiji saja?”. Orang itu mearasa iba mendengar perkataan Si Miskin. Ketika itu ada yang memberi buah mangga, ada yang memberi nasi, ada yang memberi baju dan buah-buahan. Karena itulah, Si Miskin merasa heran kepada dirinya karena orang-orang pasar banyak memberinya. Karena dahulu ia tidak boleh masuk ke dalam kampung dan dilempari orang-orang. Setelah ia berpikir mengenai hal itu, ia masuk ke hutan dan menceritakan kejadian ketika di pasar. Isterinay menangis mendengae cerita suaminya karena tidak mau memakan jika buah mangga tersebut bukan berasal dari taman raja. Suaminay merasa sebal melihat kelakuan isterinya namun ia tek berdaya. Maka ia menghadap indera Dewa ketika sedang ramai berkumpul bersama raja-raja. Si Miskin datang dan masuk ke dalam. Baginda bertanya” hai mkiskin, apa kehendakmu?”. Si miskin menjawab sambil bersujud” ampun tuanku, beribu ampun, hamba orang miskin hendak meminta daun mangga Syah Alam yang sudah jatuh tuanku”. Baginda berkata” akan kau gunakan apa daun mangga itu?”. Si miskin menjawab” hendak di makan tuanku”. Baginda berkata” ambilkanlah setangkai untuk si miskin ini”!. Si miskin diambilkan dan dibawanya seraya menyembah kepada baginda dan berjalan ke luar.
            Setelah itu, baginda masuk ke dalam istananya. Seluruh raja-raja, menteri dan hulubalang beserta rakyat pulang ke rumahnya masing-masing. Si miskin sampai ke tempatnya. Setelah isterinya melihat kedatangannya membawa buah mangga setangkai, Sang Isteri menyambut sambil tertawa lalu dimakannya buah mangga itu. Setelaj tiga bulan lamanya, si isteri menangis hendak makan buah nangka yang ada di dalam istana raja. Si miskin pergi meminta kepada baginda. Ia bersujud kepada baginda. Baginda bertanya” apa lagi kehendakmu hai miskin?”. Si miskin menjawab” ya tuanku, ampun beribu ampun” sambil bersujud” hamba yang msikin ini hendak meminta daun nangka yang gugur itu sehelai “. Baginda berkata” hendak kau apakan daun nagka? Baiklah aku beri buahnya sebiji”. Lalu diberikan kepada si miskin. Lalu si miskin bersujud seraya bermohon hendak kembali kepada isterinya.  Setelah sampai di tempatnya dan dilihatnya isterinya. Disambutnya buah nangka itu lalu dimkannya.
Ketika isterinya hamil menjadi banyak makanan dan kain baju, beras, padi, dan segala perkakas diberi orang. Karena itu, setelah genap sembilan bulan, pada malam empat belas bualn temaram isterinya melahirkan seorang putera yang tampan. Diberi nama Markaromah yang berarti “anak susah”. Anak itu dirawatnya denagn baik dan penuh kasih sayang.
Karena takdir Allah SWT kepada hambanya. Si miskin menggal tanah untuk tinggal bertiga bersama anaknya. Digalilah tanah itu untuk menancapkan tiang. Ia menemukan bongkahan emas yang banyak. Ketika isterinya melihat emas itu seraya berkata” emas ini cukup baut anak cucu kita dan tidak akan habis untuk belanja”. Keduanya merasa sukacita. Diambilnya emas itu dan dibawa ke saudagar di negeri entah berantah. Ia segera menukarnya. Sudagar itu berkata” duduklah taunku, darimana tuan datang dan apa maksud kedatangan tuan?”si miskin menjawab sambil tersenyum” hamba hendak meminta tolong” saudagar menyahut”” katakan saja kehendakmu tuan...

0 comments:

Post a Comment