A. Barisan dan
Deret Bilangan
1.
Barisan Bilangan
Misalnya, anda menyaksikan suatu konser musik di
sebuah gedung pertunjukan. Di dalam gedung tersebut terdapat banyak kursi. Pada
barisan pertama terdapat 10 kursi, barisan kedua 12 kursi, barisan ketiga 14
kursi dan seterusnya. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa banyaknya kursi dalam
satu barisan selalu 2 lebihnya dari jumlah kursi pada barisan di depannya.
Banyaknya kursi pada setiap barisan di gedung
pertunjukan tersebut dapat dituliskan secara berturut-turut sebagai berikut :
10, 12, 14, 16 ............
Himpunan
bilangan-bilangan terurut yang mengikuti pola tertentu disebut dengan barisan
bilangan. Setiap bilangan pada suatu barisan bilangan disebut suku barisan dan
ilambangkan dengan U. Rumus barisan bilangan dapat ditulis dengan :
U1, U2, U3,
.........
Berikut adalah beberapa contoh dari barisan bilangan
:
a.
Barisan bilangan
Asli : 1, 2, 3, 4, 5, ....
b.
Barisan bilangan
Ganjil Positif : 1, 3, 5, 7, ....
c.
Barisan bilangan
Kuadrat : 1, 4, 9, 16, ....
d.
Barisan bilangan
Segitiga : 1, 3, 6, ....
e.
Barisan bilangan
Fibonacci : 1, 1, 2, 3, 4, 5, 8, 13, ...., dan sebagainya
2.
Deret Bilangan
Misalnya diberikan suatu barisan bilangan berikut U1,
U2, U3,..
Jika setiap suku dari barisan tersebut dijumlahkan,
yaitu U1 + U2 + U3, ..... Maka penjumlahan
suku-suku sampai deret bilangan juga merupakan pnjumlahan suku-suku sampai tak
hingga banyaknya. Jumlah n suku pertama suatu barisan dilambangkan dengan S,
dan dirumuskan sebagai berikut :
Sn = U1
+ U2 + U3 + .... + Un
Contoh :
Tentukan deret bilangan dari barisan bilangan
berikut unntuk n suku pertama :
a.
1, 3, 5, 7 ...
b.
Barisan bilangan
genap
Solution
a.
1 + 3 + 5 + 7+
.... + (2n – 1)
b.
2 + 4 + 6 + 8 +
.... + 2n
B. Barisan dan
Deret Aritmetika
1.
Barisan Aritmetika
Suatu barisan
bilangan
U1,
U2, U3, ....., Un – 1, Un disebut
Barisan
Aritmetika jika berlaku
Un
– Un – 1 = U3 – U2 = U2 – U1
Selisih antara dua suku yang beurutan disebut beda
barisan dilambangkan dengan b dan dirumuskan sebagai berikut :
B = U2
– U1 = U3 – U2 = ..... Un – Un
– 1
Berdasarkan uraian tersebut, suku ke – n dari
barisan Aritmetika dirumuskan sebagai berikut :
Un
= a + (n – 1) b
Dengan a = suku pertama dan b = beda
Setiap suku yang berurutan
2.
Deret Aritmetika
Contoh :
Tentukan rumus suku ke – n dari barisan bilangan
berikut :
8, 3, -2, -7
Solution
Barisan tersebut merupakan barisan Aritmetika dengna
beda b = 5 dan a = 8 dengan demikian, rumus suku ke – n barisan tersebut adalah
:
Un = a + (n – 1) b
Un = 8 + (n – 1) (5)
Un = 8 – 5n + 5
Un = 13 – 5n
Misalnya, U1,
U2, U3, ..... Un adalah barisan Aritmetika
penjumlahan setiap suku barisan tersebut, yaitu U1 + U2 +
U3 + .... + Un disebut deret Aritmetika
Jumlah n
suku pertama dari suatu barisan Aritmetika adalah
Sn
=
Dengan a =
suku pertama dari b = beda
Oleh karena suku ke – n barisan Aritmetika dinyakan
sebagai Un = a + (n – 1) b, rumus Sn untuk barisan
Aritmetika dapat juga dinyatakan sebagai berikut :
Sn
= =
C. Barisan dan
Deret Geometri
1.
Barisan Geometri
Untuk memahami barisan Geometri, perhatikan barisan
berikut :
a.
2, 4, 8, 16, ...
b.
54, 18, 6, 2 ....
Pada barisan bilangan (a),
Anda dapat melihat bahwa suku berikutnya diperoleh dari hasil perkalian suku
sebelumnya dengan demikian pula pada barisan bilangan (b), suku berikutnya di
peroleh dari hasil perkalian suk sebelumnya dengan . Barisan yang suku berikutnya merupakan hasil kali suku sebelumnya
dengan suat bilangan tetap (konstan) disebut barisan geometri.
Barisan geometri dapat dirumuskan
Suatu barisan U1, U2, U3, ..... Un – 1, Un, ....
disebut
Barisan geometri jika
Berdasarkan uraian tersebut, suku ke – n dari
barisan Geometri dirumuskan sebagai berikut :
Un = ar(n
– 1)
2.
Deret Aritmetika
Setiap suku pada suatu barisan Geometri dijumlahkan
maka penjumlahan tersebut disebut deret Geometri, oleh sebab itu, deret Geometri
dapat dinyatakan dalam bentuk berikut :
a + ar + ar2
+ ar3 + .... + arn-1
Sn =
Jumlah n suku pertama dari suatu deret Geometri
adalah Sn = , untuk r > l atau Sn = , untuk r < l dengan a = suku
pertama dan r = rasio = , dengan r ¹ l.
3.
Deret Geometri Tak Hingga
Dapat dirumuskan dengan :
Sn =
D. Perhitungan
Bunga Tunggal, Bunga Majemuk, dan Anuitas
1.
Bunga Tunggal
Bunga tunggal didalam bunga yang dibayarkan pada
setiap akhir jangka waktu tertentu dengan besar modal yang dijadikan dasar
perhitungan bunga untuk setiap periode berikutnya selalu tetap dan jumlahnya
sama.
Dengan demikian jumlah bunga yang harus dibayar
selama 5 thun dapat dicari menggunakan rumus jumlah deret Aritmetika berikut :
Sn =
Sn =
Sn =
Sn =
Sn = 30.000.000
2.
Bunga Majemuk
Adalah bunga yang dihitung atas dasar jumlah modal
yang digunakan ditambah dengan akumulasi bunga yang telah terjadi. Dengan kata
lain, bunga majemuk adalah bunga yang menghasilkan bunga.
Bunga Majemuk dapat dirumuskan dengan :
Un = arn
-1
3.
Anuitas
Adalah salah satu cara pembayaran atau penerimaan
yang secara berurutan dalam jumlah tetap dengan jangka waktu yang tetap pula.
Besarnya Anuitas (A) dapat dihitung sebagai berikut
:
A =
Jika iM dinyatakan dengan a dan i + l dinyatakan
dengan r, maka rumus Anuitas dapat ditulis dengan ;
A =
0 comments:
Post a Comment