DRAMA MELAYU
HANG TUAH
Acara ini digelar Unit Kebudayaan Melayu Riau (UKMR)
Tokoh :
1.
Hang
Mahmud
2.
Dang
Merdu (Istri Hang Mahmud)
3.
Datuk
Bendahara
4.
Sultan
5.
Istri
Sultan
6.
Perompak
(Taming Sari)
7.
Hang
Tuah (Anak Hang Mahmud)
8.
Hang
Jebat
Take 1 : Di suatu pagi, Hang Mahmud menceritakan bahwa ia bermimpi bulan
turun dari langit. Cahayanya penuh di atas kepala Hang Tuah. Hang Mahmud pun
terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah
berbau seperti wangi-wangian. Siang harinya, Hang Mahmud pun menceritakan
mimpinya kepada istri dan anaknya. Setelah mendengar kata suaminya, Dang Merdu
pun langsung memandikan dan melulurkan anaknya.
?Set : Di tempat
duduk, berdua, Dang Merdu merebahkan Kepalanya di bahu Hang Mahmud
Dang Merdu : Kanda,
kenapa kanda bermuram durja, ceritakanlah kepada Dinda masalah yang menimpa
kanda. Nampaknya ada suatu hal yang mempengaruhi Kanda.
Hang Mahmud : Dinda,
tadi malam Kanda bermimipi, bahwa bulan turun dari langit, dan cahayanya penuh
diatas kepala anak kita, seperti bulan itu jatuh. Ya, seperti bulan itu
terjatuh kepada anak kita, Hang Tuah. Setelah Kanda terbangun, Kanda mengangkat
tubuh Hang Tuah dan terasa sangat wangi. Menurut Dinda, pertanda apakah ini?.
Dang Merdu : Apakah
itu benar Kanda?. Kanda, janganlah bingung dengan kejadian itu, itu berarti
anak kita Hang Tuah akan mendapatkan berkah dari Yang Maha Kuasa. Nanti, mari
bantu Dinda memandikan dan meluluri anak kita.
Hang Mahmud: Apakah itu benar dinda ?. Ya sudah. Nanti
kita lakukan.
Take 2 : Beberapa tahun kemudian, Hang Tuah tumbuh menjadi anak yang cerdas,
tangkas, dan lihai berbela diri. Dia memiliki sahabat yang bernama Hang Jebat yang
sudah dia anggap sebagai saudara kandungnya sendiri. Di dermaga, mereka sedang
menceritakan cita-cita mereka dan saling berbalas pantun.
?Set : Di
dermaga, Jebat menepuk pundak, saling berpandangan
Hang Tuah : Jebat,
suatu saat kita pasti bisa menjadi dua orang panglima yang menguasai seluruh
lautan.
Hang Jebat : Aku
harap seperti itu Tuah.
Hang Tuah : Jikalau
bertolak ke Malaysia Singgah sebentar di Kuala Lumpur Jika kelak kita dewasa
Lautan bergolak kita yang atur
Hang Jebat : Jika
sungguh di Kuala Lumpur Belilah gadah yang berikat Langit gemuruh alam pun
hancur Tidak kita Tuah dan Jebat
Hang Tuah : Jebat,
kau harus setia bersamaku, jngan kau menghianatiku. Kita berdua sahabat sejati.
Karena Takkan Melayu Hilang di Bumi.
Hang Jebat : Baiklah
Tuah. Aku akan selalu bersamamu.
Take 3 : Setelah mereka bercakap-cakap di dermaga, merekapun kepasar. Untuk
melihat-lihat. Ternyata di pasar ada Sultan Mahmud, Dt. Bendahara dan Istri
Sultan tengah berbelanja. Hang Tuah dan Hang Jebat pun menghampiri. Tetapi
didului oleh Taming Sari dan Perompak yang bermaksud ingin melukai Sultan.
?Set : Istri
menunjuk, Memeluk. Datuk Menoleh, Perompak sambil berjalan, Jebat menangkis
Istri Sultan : Kanda,
aku ingin membeli perhiasan baru, perhiasanku dirumah sudah usang. bolehkan
kanda?.
Dt. Bendahara : Maaf
Tuan Putri, saya tidak membawa banyak uang.
Sultan : Diam Bendahara. Dinda, apapun akan kuberikan untukmu dinda. Apa
yang kamu mau, akan kuberi. Apa yang kau pinta, akan kupenuhi. Pilih lah sesuka
hati mu.
Istri Sultan : Terima
kasih Kanda ( Sambil memeluk Sultan, tetapi belum berapa lama Istri Sultan
memilih, datanglah 2 orang penjahat )
Taming Sari : Hei
Sultan, turunlah kau dari tahta itu. Kau sudah tak pantas disitu. Jika tidak,
aku akan melukai itu.
Perompak : Betul
itu. Jika kau masih mau hidup, turuti perintah kami. ( Mereka berdua pun
menyerang sultan, tapi dapat di patahkan oleh Hang Tuah dan Hang Jebat )
Hang Tuah : Hei
kau, jangan sekali-kali kau melukai raja kami ini.
Perompak : Jangan
kau halangi kami anak ingusan.
Hang Jebat : Jika
kau ingin ada pertumpahan darah, mari kita lakukan. ( Merekapun berkelahi,
setelah lama berkelahi, 2 orang jahat itupun kabur )
Take 4 : Setelah kejadian itu, Hang Tuah dan Hang Jebat pun di panggil ke
istana untuk diberi penghargaan. Tetapi Hang Tuah dan Hang Jebat menolak. Dan
tiba-tiba 2 orang jahat itu kembali datang mengacau.
?Set : Di
Istana, Perompak datang lagi
Istri Sultan : Oh,
jadi orang kampung ini yang menjadi penyelamat ?. Huh, Tak pantas.
Sultan : Diam kau Istriku, dia ini adalah orang yang baik. Mereka telah
menyelamatkan nyawaku. Jika tidak ada mereka, mungkin aku dan kau sudah mati
ditangan pengacau itu. Maafkan Istriku ya.
Hang : Tidak
apa-apa yang mulia.
Sultan : Baiklah, kau telah menyelamatkanku. Apapun yang kau inginkan akan
kuberi. Pergilah kau kepasar. Dan belilah barang-barang yang kau butuhkan. Kau
akan ditemani Dt. Bendahara.
Dt. Bendahara : Baik
yang mulia. Ayo ikut aku ke pasar. Kali ini aku membawa uang banyak. Belanjalah
semaumu.
Hang Tuah : Maaf
yang mulia. Kami menolong dengan ikhlas. Kami tidak mengharapkan balasan dari
yang mulia.
Hang Jebat : Bukannya
kami lancang yang mulia.
Istri Sultan : Alah,
jangan munafik kalian berdua !.
Sultan : Diam Istriku !. ( Tiba-tiba pengacau itu pun datang lagi )
Taming Sari : Hei
kau Raja bedebah yang lalim !. Urusan kita belum selesai.
Perompak : Dan
kalian berdua, jangan halangi niat kami lagi. Jika tidak, kami tak segan- segan
memancung kalian.
Hang Tuah : Ouuuppp,
Tidak bisa. Jangan menyesal jika fakta itu berbalik bedebah !.
Hang Jebat : Benar
!.
Perompak : Ini
delima bukan sembarang delima Ini delima delima seragi Ini panglima bukan
sembarang panglima Ini panglima rampok sejati
Hang Tuah : Jangan
nak jabar antan kayu Antan kayu tak makan api Jangan nak jabar jantan melayu
Jantan melayu tak takut mati
Taming Sari : Aaaaaaaarrrrrggggghhhh
!!! ( Sambil menyerang )
Hang Jebat : Salah
satu dari mereka pasti adalah Taming Sari. Orang yang memiliki Keris kebal.
Baiklah Tuah. Aku serang Perompak itu, kau kejar Taming Sari itu.
Hang Tuah : Baik
Take 5 : Maka terjadilah perkelahian di dalam istana. Banyak orang yang
mati. Tetapi Sultan kembali selamat. Taming Sari yang kebal oleh Keris itupun
berhasil dibunuh oleh Hang Tuah. Dan Hang Tuah mendapatkan Keris kebal itu.
Tetapi malang bagi Hang Jebat. Dia tidak berhasil membunuh Perompak. Perompak
itu lebih lihai. Dan Hang Tuah dan Hang Jebat pun diangkat menjadi Panglima
Perang.
?Set : Di
istana, Tuah pergi
Sultan : Aku sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Kalian adalah pelindung
jiwaku. Aku angkat kalian menjadi Panglima.
Istri Sultan : Apa?.
Apa Kanda tidak salah?.
Dt. Bendahara: Diam kau.
Hang Tuah : Terimakasih
yang mulia. Aku akan memegang teguh jabatan itu.
Hang Jebat : Maaf
yang mulia. Aku tidak bisa menerima jabatan itu. Aku sungguh tidak pantas.
Lebih baik Hang Tuah saja.
Hang Tuah : Jebat
?.
Sultan : Baiklah kalau begitu. Untuk tugas pertama, aku perintahkan kau ke
Pahang untuk mencari Tun Teja.
Hang Tuah : Baik
yang mulia. Tapi kenapa kau Jebat?.
Hang Jebat : Aku
baik-baik saja Tuah. Pergilah. Pergilah.
Take 6 : Maka pergilah Hang Tuah ke Pahang and bertemu Melor yang merupakan
selir Sultan. Hang Tuah menceritakan niatnya kepada Melor bahwa dia ingin
mencari Tun Teja yang diperintahkan oleh Sultan. Tetapi Sultan melihatnya dan
salah memahami. Sultan menuduh Hang Tuah berzinah dengan Melor.
?Set : Di
perjalanan, Hang Tuah di tangkap
Hang Tuah : Melor,
akhirnya kita bertemu di sini. Aku ke Pahang bermaksud mencari Tun Teja. Apakah
kau tahu dimana ia berada?. Kau kan sudah lama berada di Pahang ini.
Melor : Benar Tuah. Dulu aku sering berjumpa dengannya. Tetapi sekarang aku
sudah jarang melihatnya. Mungkin dia berada di Kampung Durian Runtuh.
Hang Tuah : Baiklah,
terimakasih Melor. Aku akan ke sana ( belum putus pembicaraan Hang Tuah
tiba-tiba Sultan datang )
Sultan : Bangsat kau Hang Tuah !. Aku perintahkan kau ke sini untuk mencari
Tun Teja. Bukan menyelingkuhi istriku !. Sekarang kau ku tangkap dan ku hukum
kau untuk dipancung !.
Melor : Tenang Kanda. Itu semua tidak benar. Tuah hanya bertanya kepadaku
mengenai Tun Teja.
Hang Tuah : Benar
yang mulia !.
Sultan : Hentikan itu. Aku sudah tidak percaya lagi kepada kalian berdua.
Datuk, tangkap Hang Tuah !.
Dt. Bendahara : Baik
yang mulia. Ayo cepat !.
Take 7 : Dan Hang Tuah pun dibawa Dt. Bendahara kembali ke Bintan. Dt.
Bendahara menyebutkan kepada Sultan bahwa Hang Tuah telah ia bunuh. Padhal Dt.
Bendahara menyembunyikannya di suatu tempat.
?Set : Datuk
menunduk, Sultan menunduk, datuk menarik sultan di tengah perjalanan, datuk
bercerita
Dt. Bendahara : Yang
mulia. Aku telah membunuh Hang Tuah itu.
Sultan : Baguslah kalau begitu. Gajimu akan aku naikkan.
Istri Sultan : Apa
Kanda?.
Sultan : Biar sajalah Istriku. ( Tiba-tiba Hang Jebat datang )
Hang Jebat : Hei
kau Raja yang Lalim. Aku telah mengetahui kebusukanmu. Mana sahabatku?. Mana
sahabatku Tuah?. Kau kemanakan dia?. Bedebah.
Sultan : Hahaha. Apa yang ingin kau lakukan?. Hang Tuah telah aku bunuh !. (
Hang Jebat pun mengamuk. Sehingga membunuh Istri Sultan )
Dt. Bendahara : Ayo
ikut aku yang mulia. Disini kau akan aman.
Sultan : Cepat. Tolong aku !.
Dt.Bendahara : Maaf
yang mulia.Sebenarnya aku tidak membunuh Hang Tuah. Tetapi aku
menyembunyikannya di suatu tempat. Karena aku tahu dia tak bersalah.
Sultan : Tidak apa-apa. Jika itu benar. Cepat antarkan aku kepadanya.
Dt. Bendahara : Baiklah.
Mereka pun pergi menemui Hang Tuah
Dt. Bendahara : Tuah,
Tuah, buka pintu. Ini aku. Aku bersama Sultan
Hang Tuah : Baik
Datuk. Sultan : Tuah, maafkan aku telah menuduhmu. Di istana Sahabatmu Jebat
sedang mengamuk mengenai masalah aku membunuhmu. Ku harap kau bisa
menenangkannya.
Take 8 : Hang Tuah pun pergi ke istana dan berbicara kepada Hang Jebat.
Tetapi Hang Jebat sudah kalap mata. Ia sudah sperti dirasuki Iblis. Hang Jebat
malah menyerang Hang Tuah. Tetapi malang bagi Hang Jebat. Dia mati ditangan
Hang Tuah. Sahabatnya sendiri.
?Set : Tuah menepuk
pundak Jebat, mengalihkan keris
Hang Tuah : Jebat,
berhentilah. Kau sudah banyak membuat orang mati. Lebih baik kau berhenti.
Hang Jebat : Maaf,
Aku tidak mengenal mu.
Hang Tuah : Ini
aku, Tuah. Sahabatmu.
Hang Jebat : Apa?.
Kau ingin menjadi sahabatku Tuah yang mati dibunuh Raja yang lalim itu?.
Hang Tuah : Tidak
Jebat. Aku tak dibunuh. Aku hanya diasingkan ke tempat terpencil.
Hang Jebat : Ah
Sudah lah. Aku tak ingin mendengar semua kebohonganmu. ( Sambil menyerang Hang
Tuah dan Hang Jebat pun mati)
Hang Jebat : (
Di saat kritis ) ternyata kau memang Hang Tuah. Sahabat karibku. Sahabat
terbaikku.
Hang Tuah : Hang
Jebaaaaat.
Take 9 : Mereka pun berpisah. Hang Jebat Mati dan Hang Tuah kembali diangkat
sebagai Panglima. Hang Tuah kembali diberi tugas untuk mengawal Raja. Dan pada
saat mengawal, hangtuah diserang Perompak yang pernah dijumpainya.
?Set : Tuah
terbunuh dan Perompak mengangkat leher tuah
Perompak : Hahaha.
Sudah lama tidak bertemu Tuah. Kini kau sudah kehilangan sahabatmu. Dan kau
pasti sudah kehilangan separuh jiwamu. Kini aku kembali datang untuk
membalaskan dendam Panglimaku.
Hang Tuah : Baiklah
kalau itu yang kau mau. Akan aku layani keinginanmu. Perompak berhasil
mengalahkan Hang Tuah. Hang Tuah tertembus peluru.
Perompak : Maafkan
aku Hang Tuah. Sekarang, tidak ada lagi yang bisa menghalangiku. Hang Tuah : …
Selesai…