.post img:hover { -moz-trnasform: scale(1.3) ; -webkit-transform: scale(1.3); -o-transform: scale(1.3) ; -ms-transform: scale(1.2) ; transform: scale(1.3) ;}

KAB. PELALAWAN

16:32 |



http://www.pelalawankab.go.id/images/Image/PELALAWAN%202.gif
Nama Resmi : Kabupaten Pelalawan
Ibukota : Pangkalan Kerinci
Luas Wilayah: 10.427,57 km²
Jumlah Penduduk:  280.197  Jiwa (2008)
Wilayah Administrasi:Kecamatan : 10
Alamat Kantor: Jl. Lintas Timur, Pangkalan Kerinci - Riau
T : (0761) 95017
Sebagai daerah kabupaten terdekat dengan Ibu Kota Provinsi, Pelalawan menjadi semakin dikenal dengan posisinya yang strategis di jalur lintas Sumatera, kesibukan aktifitas ekonomi, dan kesuburan daerah pertaniannya. Sebagian besar aktifitas ekonomi Kabupaten Pelalawan didukung oleh sektor perkebunan Kelapa Sawit dan industri pengolahan kertas.
Informasi Umum
Secara geografis, Kabupaten Pelalawan meliputi wilayah teritorial dengan luas 12.404,14 km², terletak pada 1°25´ LU, 0 °20´ LS dan antara 100°42´ BThingga 103°28´ BB dan berbatas dengan daerah sebagai berikut:
Utara : Kabupaten Siak dan Bengkalis
Selatan : Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Kuantan Singingi
Barat : Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar
Timur : Kabupaten Karimun dan Pulau Riau
Kabupaten Pelalawan tersebar disepanjang Sungai Kampar bagian hilir dengan karakter wilayah dataran rendah, termasuk pulau endapan yang terdapat di Kecamatan Kuala Kampar, dengan rasio ketinggian kurang dari 200 meter diatas permukaan laut. Daratannya dibelah oleh sungai besar; Sungai Kampar yang bermuara ke Selat Malaka, yang mana sungai tersebut dapat berfungsi sebagai sarana perhubungan, irigasi, dan sumber air minum. Pada beberapa tempat, daratannya dengan kondisi berbukit dan bergelombang terdiri dari orgonosal, yaitu jenis tanah yang mengandung bahan organik. Kabupaten Pelalawan memiliki iklim tropis dengan suhu berkisar antara 22° C sampai 32° C dan kelembaban udara dengan rata-rata 80-88% dan curah hujan rata-rata 2.598 m²/tahun.

Kabupaten Pelalawan dengan Ibu Kota Pangkalan Kerinci dibagi menjadi 12 daerah Kecamatan, 106 Desa dan 13 daerah Kelurahan.Berdasarkan data statistik terbaru, populasi penduduk Kabupaten Pelalawan berjumlah 253.308 jiwa dengan rata-rata kepadatan penduduk 20,42 jiwa/km² yang terdiri dari masyarakat Pesisir, Petalangan dan pendatang dari daerah lain. Penduduk Kabupaten Pelalawan sebagian besar (65%) bekerja disektor pertanian dan 35% bekerja diberbagai bidang pekerjaan, seperti Pegawai Negeri, perdagangan, buruh dan lain-lain.
Sebagaimana daerah-daerah lainnya, Kabupaten Pelalawan merupakan salah satu daerah pertumbuhan ekonomi yang tergolong cepat. Dalam rangka mengakomodir lajunya pertumbuhan disegala sektor, maka Pemerintah Kabupaten Pelalawan secara berkesinambungan melakukan pembangunan dibidang fasilitas dan infrastruktur.
Kabupaten Pelalawan dapat dengan mudah dijangkau melalui transportasi darat, laut dan udara. Adapun fasilitas dan infrastruktur lain yang sudah tersedia di Kabupaten ini adalah jaringan listrik, jaringan Pos dan Telekomunikasi, Perbankan dan sarana kesehatan.!

Pemerintahan

Kabupaten Pelalawan merupakan pemekaran Kabupaten Kampar, yang dibentuk berdasarkan Undang-undang RI Nomor 53 Tahun 1999. Pada awalnya terdiri atas 4 wilayah kecamatan, yakni: Langgam, Pangkalan Kuras, Bunut dan Kuala Kampar. Kemudian setelah terbit Surat Dirjen PUOD No.138/1775/PUOD Tanggal 21 Juni 1999 tentang pembentukan 9 (sembilan) Kecamatan Pembantu di Provinsi Riau, maka Kabupaten Pelalawan dimekarkan menjadi 9 (sembilan), yakni terdiri atas 4 kecamatan induk dan 5 kecamatan pembantu, tetapi berdasarkan SK Gubernur Provinsi Riau No. 136/TP/1443, Kabupaten Pelalawan dimekarkan kembali menjadi 10 (sepuluh) kecamatan. Namun setelah terbitnya Peraturan daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 06 tahun 2005, maka Kabupaten Pelalawan terdiri dari 12 kecamatan.

Daftar Kecamatan

  1. Kecamatan Bunut, dengan ibukota Pangkalan Bunut = 11.754 jiwa.
  2. Kecamatan Langgam, dengan ibukota Langgam = 21.968 jiwa.
  3. Kecamatan Pangkalan Kerinci, dengan ibukota Pangkalan Kerinci = 69.444 jiwa.
  4. Kecamatan Pangkalan Kuras, dengan ibukota Sorek Satu = 45.072 jiwa.
  5. Kecamatan Pangkalan Lesung, dengan ibukota Pangkalan Lesung = 25.251 jiwa.
  6. Kecamatan Ukui, dengan ibukota, dengan ibukota Ukui Satu = 32.293 jiwa.
  7. Kecamatan Kuala Kampar, dengan ibukota Teluk Dalam = 17.622 jiwa.
  8. Kecamatan Kerumutan, dengan ibukota Kerumutan = 19.115 jiwa.
  9. Kecamatan Teluk Meranti, dengan ibukota Teluk Meranti = 14.112 jiwa.
  10. Kecamatan Pelalawan, dengan ibukota Pelalawan = 15.388 jiwa.
  11. Kecamatan Bandar Sekijang, dengan ibukota Sekijang = 17.175 jiwa.
  12. Kecamatan Bandar Petalangan, dengan ibukota Rawang Empat = 12.635 jiwa.

Demografi Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Pelalawan hasil proyeksi yang dilakukan oleh BPS Pelalawan tahun 2010 adalah 303.021 jiwa. Mayoritas penduduk memeluk agama Islam yakni 301.828 jiwa dan lainnya beragama Protestan, Katolik, Hindu dan Budha.
Tahun
2007
2008
2009
2010
Jumlah penduduk
Green Arrow Up.svg271.662
Green Arrow Up.svg280.197
Green Arrow Up.svg285.813
Green Arrow Up.svg301.829
Penduduk Kabupaten Pelalawan dari Tahun ke Tahun













Lambang Kabupaten Pelalawan !

http://www.pelalawankab.go.id/images/Image/PELALAWAN%202.gif
PENJELASAN LAMBANG DAN MOTO PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
A. Lambang Daerah Kabupaten Pelalawan terbagi 11 unsur / bagian yaitu:
  1. Ujung tombak dan dua helai daun sirih melambangkan unsur tali berpilin tiga unsur daulat. Yaitu unsur pemerintah, unsur ragam dan unsur adat.Juga melambangkan keperkasaan dan keramah tamahan.
  2. Payung melambangkan perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat, warna kuning melambangkan keemasan (kejayaan) serta mencermikan unsur daulat, tuah dan marwah.
  3. Empat bagian payung melambangkan empat datuk, yaitu datuk Engu Raja Lela Putra (Langgam), Datuk Laksamana Mangku Diraja (Pangkalan Kuras), Datuk Kampar Samar Diraja (Bunut), dan Datuk Bandar Setia Diraja (Kuala Kampar) yang merupakan cikal bakal terbentuknya kabupaten Pelalawan dan 29 (dua puluh sembilan) rumbai-rumbai payung melambangkan 29 pebathinan.
  4. Dasar logo terbentuknya perisai yang melambangkan ketahanan masyarakat dalam menegakkan keadilan dan kebenaran, perisai dibagi menjadi 4 (empat) bagian melambangkan catur karsa (empat kehendak) yaitu: Kesungguhan, kejujuran, gotong-royong dan kekeluargaa.
  5. Rantai melambangkan persatuan yang dikokohkan dengan motto Kabupaten Pelalawan "TUAH NEGERI SEIYA SEKATA" dan meningkatkan kesatuan dan persatuan 29 (dua sembilan) perbathinan di Kabupaten Pelalawan.
  6. Padi melambangkan kemakmuran pertanian dan sumber alam yang melimpah di Kabupaten Pelalawan juga mencerminkan sikap masyarakat Pelalawan yang rendah hati ibarat pepatah "Makin berisi makin merunduk" jumlah butiran padi 12 (dua belas) biji merupakan tanggal terbentuknya Kabupaten Pelalawan.
  7. Bintang bersudut lima melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang menunjukan masyarakat Kabupaten Pelalawan menjunjung tinggi nilai-nilai agama.
  8. Bulan dengan 10 (sepuluh) pancaran sinar melambangkan bulan 10 (sepuluh), terbentuknya Kabupaten Pelalawan.
  9. Sedangkan 9 (sembilan) kelopak tampuk manggis di kiri dan kanan melambangkan tahun 1999 merupakan tahun terbentuknya kabupaten Pelalawan serta mencerminkan masyarakat yang bersifat jujr dan terbuka.
  10. "Sampan Kampa" sampan perahu khas Pelalawan yang mencerminkan ketangguhan masyarakat yagn mapu hidup di laut dan di darat.
  11.  Lima jalur gelombang melambangkan Pancasila.
B. Arti Warna Lambang Kabupaten Pelalawan.
  1. Putih      :  Melambangkan kesucian.
  2. Hitam    :  Melambangkan adat dan keperkasaan (hulubalang)
  3. Hijau     :  Melambangkan kesuburan dan kekayaan alam yang berlimpah
  4. Kuning  :  Lambang dualat (Tuah, Marwah, Harkat dan Martabat)
  5. Merah   :  Bermakna keberanian, kerakyatan setali darah.
C. Penggunaan Warna dalam Gambar Lambang Kabupaten Pelalawan
  1. Payung : kuning emas
  2. Kiri atas : hijau
  3. Kanan atas : hijau
  4. Kiri bawah : putih
  5. Kanan bawah : putih
  6. Padi berjumlah 12 buah : kuning
  7. Bintang bersudut 5 : putih
  8. Bulan dengan 10 pancaran sinar : putih
  9. Tampuk manggis melambangkan 99 : merah
  10. Pita bertuliskan "Tuah Negeri Seiya Sekata"  : merah
  11. Pita bertuliskan "Kabupaten Pelalawan"  :  hitam
  12. Sampan Kampo :  hitam
  13. Ujung tombak dan dua helai daun sirih  :  hitam
D. Penggunaan Lambang Daerah digunakan untuk:
  1. Ruang Sidang Dewan
  2. Ruang Kantor Bupati
  3. Kantor dan Dinas/Lembaga
  4. Kantor Camat, Kepala Desa/Kelurahan
  5. Cap stempel Dewan.
  6. Kertas amplop dan sebagainya yang diperlukan oleh Pemkab
  7. Sebagai tanda pengenal bagi pegawai kepegawaian pemerintah daerah serta dewan.

E. Motto Kabupaten Pelalawan "Tuah Negeri Seiya Sekata"
  • "Tuah" terkandung makna harkat, martabat, marwah, harga diri, keutamaan, kemuliaan, perilaku terpuji, keperkasaan, kesaktian dan lain-lain
  • "Negeri" terkandung makna: kampong, kaum, suku, kelompok masyarakat.
  • "Seiya Sekata" terkandung makna yang mencerminkan sifat musyawarah mufakat sifat gotong-royong tenggang menenggang bersebathinan persatuan dan kesatuan dan lian-lain yang merupakan inti dari nilai-nilai hakiki budaya melayu.
  • "Seiya Sekata" simpulan dari falsafah yang tercermin dari ungkapan seaib, semalu, senasib sepenanggungan, kuhulu sama-sama bergalah, kehilir sama-sama berdayunng, kelaut sama-sama basah, ke darat sama-sama berkeringat, mendapat sama berlaba, hilang sama merugi, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, hati gajah sama dilapah, hati semut sama di cecah dan lain-lain.
  • "Seiya Sekata"  tersimpul pula nilai yang tinggi antara lain : sempit sama berhimpit, lapang sama berlago, hidup sedusun tuntun-menuntun, hidup sekampung tolong-menolong, hidup sedesa rasa-merasa, hidup senegeri beri-memberi, seciap bagaikan ayam, sedencing bagaikan besi, seayun bagaikan palu, serumpun bagaikan serai, dsb.
  • "Seiya Sekata" tersimpul pula nilai kemelayuan dalam arti luas yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok. 












OBJEK WISATA KAB. PELALAWAN

Wisata Tempat Adu Nyali Dengan Bono

Dari Dusun Pekan Tua (Kabupaten Pelalawan), kita melayari sungai Kampar ke Hilir Menuju Teluk Meranti hingga ke Kuala Kampar, akan memberikan suatu pengalaman yang tidak akan kita temui di sungai manapun di Indonesia. Selain disajikan panorama yang indah di sepanjang pinggiran sungai, pada waktu tertentu kita juga akan bertemu dan melewati “BONO”. Bagi Wisatawan yang suka akan tantangan dapat menguji nyali di sini.
Bono adalah alunan gelombang besar yang terjadi bersamaan dengan pasang naik dan pasang surut dengan ketinggian puncak gelombangnya mencapai 4 – 6 meter. Rentangan gelombang tersebut hampir selebar sungai Kampar. Gelombang ini terjadi akibat benturan tiga arus air, yang berasal dari Selat Melaka, Laut Cina Selatan dan Aliran Air Sungai Kampar yang berbenturan di muara sungai Kampar dengan menimbulkan gelombang besar yang menggulung dan menghempas jauh kedalam sungai sehingga dapat menggulung dan menenggelamkan perahu serta kapal-kapal baik besar maupun kecil.
Untuk itu jika sedang berada di sekitar daerah Bono, kemudian terdengar suara deru gelombang yang menggemuruh dari arah muara/kuala sungai, segeralah bersiap-siap mencari perlindungan ditempat yang aman yaitu dengan tetap di sungai dengan mencari daerah yang airnya dalam atau kembali ke darat dengan sekaligus membawa perahunya ke darat agar tidak digulung oleh Bono.
Menurut legenda, konon Bono di sungai Kampar adalah Bono Jantan sedangkan Bono betinanya berada di sungai Rokan. Bono di sungai Kampar dulunya berjumlah 7 (tujuh) ekor dan yang satunya ditembak oleh orang Belanda sehingga yang tinggal sekarang hanya 6 (enam) ekor. Di musim Pasang mati Bono ini pergi menuju betinanya di sungai Rokan, kemudian bercengkrama di Selat Melaka. Apabila pasang mulai membesar kembalilah mereka ke tempat masing-masing, semakin besar arus pasang semakin gembiralah mereka berpacu memudiki sungai.
Bagi masyarakat tempatan yang sudah terbiasa dengan kedatangan Bono dan bernyali besar. Kedatangan Bono disambut dengan memacukan kapal motornya meluncur ke lidah ombak di punggung Bono bagaikan pemain selancar, atraksi ini oleh penduduk tempatan disebut “BEKUDO BONO”, Karena mirip dengan atraksi seorang joki yang sedang berusaha menjinakkan kuda liar. Bono ini dapat dilihat pada setiap bulan pada saat terjadi pasang besar, namun pada akhir tahun atau pada musim Barat, Bono akan terjadi lebih besar.

Wisata Tempat Tugu Equator Di Pelalawan



Sekitar ± 56 Km dari Pangkalan Kerinci menelusuri jalan Lintas Timur, tepatnya di Dusun Tua (Kabupaten Pelalawan), Kita akan menjumpai Lintasan Khatulistiwa (Equator).
Daerah lintasan Equator ini pertama kali ditemukan oleh Bangsa Belanda, pada saat itu dibuat tanda berbentuk besi melingkar merupakan gerbang yang sekaligus menghubungkan dua desa yaitu Desa (Dusun) Tua di sisi Timur jalan dan Desa Pangkalan Lesung di sisi Barat jalan. Pada saat ini besi tersebut telah diganti dengan bangunan berbentuk Tugu. Disekitar Tugu dibangun taman dan rumah yang berfungsi untuk peristirahatan/melepas lelah bagi wisatawan sambil menikmati segarnya madu lebah asli yang selalu tersedia di sana.
Tidak jauh dari Tugu Equator atau ± 7 Km ke arah Barat di Desa Pangkalan Lesung dapat ditemui sumber air panas yang belum tergarap dan terkelola secara layak. Untuk saat ini objek tersebut telah dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat melalui jalan pengerasan (berbatu). Sumber air panas ini juga berkhasiat sebagai obat penyembuh bagi mereka yang menderita penyakit kulit.







MAKANAN KHAS KAB. PELALAWAN
SAMBAL SELAI

SAMBAL NENAS





SEJARAH KABUPATEN PELALAWAN
Nama Kabupaten Pelalawan berawal dari nama sebuah kerajaan Pelalawan yang pusat kerajaannya berada di pinggir sungai Kampar. Kerajaan ini berdiri tahun 1726, dan mulai terkenal pada masa pemerintahan Sultan Syed Abdurrahman Fachrudin (1811-1822). Raja terakhir kerajaan Pelalawan adalah Tengku Besar Kerajaan Pelalawan yang memerintah pada tahun 1940 -1945. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang pembentukan 8 (delapan) Kabupaten/Kota di Propinsi Riau yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri tanggal 12 Oktober 1999 di Jakarta dan Operasional Pemerintah Daerah tanggal 5 Desember 1999, salah satu di antaranya adalah Kabupaten Pelalawan. Kabupaten ini memiliki luas 13.256,70 Km² dan pada awal terbentuknya terdiri atas 4 kecamatan, yaitu kecamatan : Langgam, Pangkalan Kuras, Bunut, dan Kuala Kampar. Dalam perkembangannya, Kabupaten Pelalawan secara administratif terdiri atas 12 wilayah kecamatan, yang meliputi 93 pemerintahan Desa dan 12 pemerintahan Kelurahan. 35 desa berada di pinggiran sungai, 8 desa berbatasan dengan laut, 50 desa berada di kawasan perkebunan, PIR Trans dan pedalaman, 12 desa terdapat di kawasan kota sedang dan kecil. Hasil Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) yang pertama di Kabupaten Pelalawan pada bulan Februari 2008 menetapkan pasangan H.T Azmun Jaafar dan Drs H Rustam Efendi sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pelalawan periode tahun 2008-2011.

Kabupaten Pelalawan dibentuk berdasarkan UU. No. 53 Tahun 1999, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Kampar, dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 12 Oktober 1999. Sementara peresmian operasionalnya dilakukan oleh Bapak Gubernur Riau pada tanggal 5 Desember 1999, dimana Pangkalan Kerinsi sebagai Ibu Kota Kabupaten Pelalawan.

Pembentukan Kabupaten Pelalawan atas dasar Kesepakatan dan Kebulatan Tekad bersama yang dilakukan melalui musyawarah besar masyarakat Kampar Hilir pada tanggal 11 s/d 13 April 1999 di Pangkalan Kerinci. Rapat tersebut menghadirkan seluruh komponen masyarakat yang terdiri dari Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Lembaga-Lembaga Adat, Kaum Intelektual, Cerdik Pandai dan Alim Ulama. Dari musyawarah besar tersebut ditetapkan Pelalawan yang bermula dari Kerajaan Pekantua, yang melepaskan diri dari Kerajaan Johor tahun 1699 M, kemudian berkuasa penuh atas daerah ini.







Bahan Kue Bangkit Durian :
  • 500 gram tepung kanji, disangrai
  • 2 lembar daun pandan
  • 175 gram santan dari 1/2 butir kelapa
  • 2 lembar daun pandan
  • 2 kuning telur
  • 1 putih telur
  • 200 gram gula halus
  • 1/2 sendok teh garam
  • 2 sendok teh esen durian
Cara Membuat Kue Bangkit Durian :
1.    Sangrai tepung kanji bersama daun pandan sambil diaduk hingga daun pandan kering. Angkat dan dinginkan.
2.    Rebus santan dan pandan sambil diaduk sampai mendidih. Angkat lalu dinginkan.
3.    Kocok telur dan gula sampai kental. Masukkan tepung kanji. Aduk rata lalu tuangkan santan. Aduk kembali.
4.    Giling adonan lalu cetak. Letakkan di atas loyang yang dioles margarin. Oven sampai matang dan kering.
untuk 720 gram







0 comments:

Post a Comment