PENDAHULUAN
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu jenis tanaman obat dari famili Zingiberaceae yang potensial untuk dikembangkan dan merupakan komponen penyusun hampir setiap jenis obat tradisional yang dibuat di Indonesia. Hasil survei dalam industri obat tradisional didapatkan bahwa pemanfaatan temulawak dipergunakan sebagai bahan baku 44 jenis produk obat tradisional dan bahan kosmetik. Penggunaan temulawak mengalami perkembangan, dimulai dari tersedianya obat tradisional, melalui obat herbal terstandar, akhirnya menjadi fitofarmaka. Saat ini total serapan temulawak dalam industri obat tradisional dan obatfitofarmaka diperkirakan mencapai 8.750 ton/tahun (Kemala dkk, 2004).Selain penggunaannya sebagai bahan baku industri seperti minuman dan pewarna alami, manfaat lain adalah meningkatkan sistem imunitas tubuh, anti bakteri, anti diabetik, anti hepatotoksik, anti inflamasi, anti oksidan, anti tumor, diuretika, depresan (Raharjo dan Rostiana, 2003).
Berdasarkan kebutuhan cahaya, tanaman temulawak termasuk kelompok tanaman C3 yang membutuhkan naungan.Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang siklus hidup tanaman (Anonim, 2011).Naungan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi intensitas cahaya yang terlalu tinggi. Naungan yang terlalu rapat akan menyebabkan ketidakcukupan energi matahari sebagai sumber energi primer untuk aktivitas metabolisme tanaman. (Muhartini dan Kurniasih, 2011).
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman adalah asupan bahan organik dan anorganik dengan dosis optimal.Untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produktivitas temulawak, saat ini petani banyak menggantungkan pada pupuk organik.Upaya untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk bio.Beberapa spesies mikroorganisme yang banyak dimanfaatkan sebagai pupuk bio antara lain adalah Azospirillum sp., Azotobacter sp., Aspergillus sp., Bacillus megaterium dan B. patontheticus.Setiap mikroorganisme mempunyai kemampuan untuk melarutkan atau mengikat unsur hara.Azospirillum sp mampu menangkap dan mengikat nitrogen di atmosfer.Dengan demikian, pemakaian pupuk bio diharapkan mampu meningkatkan efisiensi penggunaan unsur hara (Suliasih, 2006).
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia dan termasuk salah satu jenis temu-temuan yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Selain itu, temulawak merupakan sumber bahan pangan , pewarna, bahan baku industri (seperti kosmetika), maupun dibuat makanan atau minuman segar. Temulawak telah dibudidayakan dan banyak ditanam di pekarangan atau tegalan, juga sering ditemukan tumbuh liar di hutan jati atau padang alang-alang. Tanaman ini lebih produktif pada tempat terbuka yang terkena sinar matahari dan dapat tumbuh mulaid ari dataran rendah sampai dataran tinggi. Akan tetapi, untuk mencapai hasil yang maksimal, sebaiknya ditanam pada ketinggian sekitar 200-600 mdpl.
Terna tahunan (perennial) ini tumbuh merumpun dengan batang semua yang tumbuh dari rimpangnya. Batang semu berasal dari pelepah-pelepah daun yang saling menutup membentuk batang. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 2 meter. Tiap tanaman berdaun 2-9 helai, berbentuk bulat memanjang atau lanset, panjang 31-84 cm, lebar 10-18 cm, berwarna hijau, berwarna merah keunguan. Perbungaan termasuk tipe exantha, yaitu jenis temu yang bunganya keluar langsung dari rimpangnya yang panjangnya mencapai 40-60 cm.
Bunga mejemuk berbentuk bulir, bulat panjang, panjang 9-23 cm, lebar 4-6 cm. Bunga muncul secara bergiliran dari kantong-kantong daun pelindung yang besar dan beraneka ragam dalam warna dan ukurannya. Mahkota bunga berwarna merah. Bunga mekar pada pagi hari dan berangsur-angsur layu di sore hari. Sejauh ini, temulawak belum eprnah dilaporkan menghasilkan buah atau biji. Rimpang dibedakan atas rimpang induk (empu) dan rimpang cabang. Rimpang induk berbentuk jorong atau gelondong, berwarna kuning tua atau coklat kemerahan, bagian dalam berwarna jingga cokelat. Rimpang cabang keluar dari rimpang induk, ukurannya lebih kecil, tumbuhnya kearah samping, bentuknya bermacam-macam dan warnanya lebih muda.
Akar-akar dibagian ujung membengkak, membentuk umbi yang kecil. Rimpang temulawak termasuk yang paling besar diantara semua rimpang marga Curcuma. Rimpangnya dipanen jika bagian-bagian tanaman yang ada diatas tanah sudah mulai kering dan mati. Biasanya sekitar 9-24 bulan. Sebagian ahli taksonomi menganggap bahwa temulawak merupakan bentuk variasi intraspesifikiasi dari Curcuma zedoaria.
Sebagai ramuan obat tradisional, temulawak dapat digunakan sebagai bahan obat utama (remedium cardinale), bahan obat penunjang (remedium adjuvans), pemberi warna (corrigentia coloris) maupun penambah aroma (corrigentia odoris). Secara empiris, temulawak digunakan sebagai obat dalam bentuk tunggal maupun campuran. Temulawak dapat digunakan untuk mengatasi gangguan hati dan penyakit kuning, baik berupa rebusan meupun seduhan rimpang yang dijadikan bubuk. Pati rimpang temulawak, dapat digunakan untuk makanan bayi atau sebagai pembuat kue. Temulawak dapat diperbanyak dengan rimpang yang telah berumur 9 bulan lebih.
Sifat dan Khasiat
Rimpang berbau aromatik tajam, rasanya pahit agak pedas. Temulawak mempunyai khasiat laktagoga, kolagoga, antiinflamasi, tonikum dan diuretik. Minyak asiri temulawak, juga berkhasiat fungistatik pada berbagai jenis jamur dan bakteriostatik pada mikroba Staphyllococcus sp. dan Salmonella sp.
Aktivitias kolagoga rimpang temulawak ditandai dengan meningkatnya produksi dan sekresi empedu yang bekerja kolekinetik dan koleretik. Kerja kolekinetik dilakukan oleh fraksi kurkuminoid, sedangkan kerja kolerotik dilakukan oleh komponen dari fraksi minyak asiri. Denga meningkatnya pengeluaran cairan empedu maka partikel padat dalam kandung empedu berkurang. Keadaan ini akan mengurangi kolik empedu, perut kembung akibat gangguan metabolisme lemak, dan menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi.
Aktivitas anti tumor dilakukan terhadap mencit dengan sacroma 180 ascites (Itokawa, 1985). Berdasarkan hasil penelitian, akurkumen mempunyai aktivitas antitumor yang tinggi, sifatnya tergantung pada besarnya dosis yang diberikan.
Kandungan Kimia
Temulawak terdiri dari fraksi pati, kurkuminoid dan minyak asiri (3-12 %). Fraksi Pati merupakan kandungan terbesar, jumlah bervariasi antara 48-54% tergantung dari ketinggian tempat tumbuh. Makin tinggi tempat tumbuh maka kadar patinya semakin rendah dan kadar minyaknya semakin tinggi.
Pati temulawak terdiri dari abu, protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, kurkuminoid, kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, mangan dan kadnium (Sidik, 1985). pati rimpang temulawak dapat dikembangkan sebagai sumber karbohidrat, yang digunakan untuk bahan makanan atau campuran bahan makanan.
Fraksi kurkuminoid mempunyai aroma khas, tidak toksik, terdiri dari kurkumin yang mempunyai aktivitas antiradang dan desmetoksikurkumin.
Minyak asiri berupa cairan berwarna kuning atau kuning jingga, berbau aromatik tajam. Komposisinya tergantung pada umur rimpang, tempat tumbuh, teknik isolasi, teknik analisis, perbedaan klon varietas dan sebagainya. Oei Ban Liang (1985) denga metode kromatografi gas mendeteksi 31 komponen yang terkandung dalam temulawak. Beberapa diantaranya merupakan komponen minyak khas asiri temulawak, yaitu isofuranogermakren, trisiklin, allo-aromadendren, germaken dan xanthorrhizol. Selain itu, terdapat komponen lain yang bersifat insect repellent yaitu ar-turmeron (Su, 1982)
Bagian yang digunakan
Bagian yang digunakan adalah rimpang. Caranya cuci rimapng temulawk dari kotoran yang melekat sampai bersih, lalu kupas kulitnya dan iris tipis-tips dengan ketebalan 7-8 mm. Selanjutnya, keringkan di bawah sinar matahari langsung selama beberapa hari dengan cara diangin-anginkan pada tempat terlindung, tetapi tidak lembab atau keringkan dalam tanur pemanas pada temperatur 50-55oC selama 7 jam. Jika temperatur terlalu tinggi maka sebagian minyak asiri akan menguap.
Indikasi
Rimpang temulawak digunakan untuk pengobatan dan mengatasi :
Rimpang temulawak digunakan untuk pengobatan dan mengatasi :
· Radang hati (hepatitis), sakit kuning (jaundice)
· Radang ginjal
· Radang kronis kandung empedu (kolestik kronik)
· Meningkatkan aliran empedu ke saluran cerna
· Perut kembung
· Tidak nafsu makan (anoreksia) akibat kekurangan cairan empedu
· Demam, pegal linu, rematik
· Memulihkan kesehatan setelah melahirkan
· Sembelit, diare
· Kolesterol darah tingi (hiperkolesterolemia)
· Haid tidak lancar
· Flek hitam dimuka, jerawat
· Wasir
· Produksi ASI sedikit
Cara pemakaian
Untuk obat yang diminum, gunakan 2 jari rimpang segar, lalu rebus. Cara lain, seduh rimpang yang telah dikeringkan dengan air panas. Untuk pemakaian luar, cuci rimpang sampai bersih, lalu parut. Hasil parutannya dapat digunakan sebagai masker untuk mengobati jerawat dan flek hitam dimuka.
Efek farmakologis dan hasil pemakaian
· Ekstrak air temulawak dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah kelinci dalam keadaan hiperlipidemia, tetapi tidak berpengaruh pada HDL Kolesterol. (Abdul Naser, Jurusan Farmasi FMIPA, UNPAD, 1987)
· Kurkuminoid temulawak dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah eklinci dalam keadaan hiperlipidemia. Peningkatan kadar HDL Kolesterol hanya berpengaruh pada pemberian 20mg kurkuminoid (Pramadhia Budhijaya, Jurusan Farmasi FMIPA, UNPAD, 1988)
· Pemberian kurkuminoid temulawak pada kelinci berbobot 1,5-2,5 kg, dengan dosis 5, 10, 15, 20, 25 mg/ekor, peroral, setiap hari selama 42 hari. Pada smeua dosis, kurkuminoid dapat menurunkan kadar kolesterol total serta menaikkan kadar asam empedu darah kelinci.(Robert Edward Aritonang, Jurusan Farmasi FMIPA, UNPAD, 1988)
· Infus rimpang temulawak 5, 10, dan 20% dapat meningkatkan daya regenerasi sel hatis ecara nyata dibanding kontrol pada tikus putih jantan yang dirusak sel hatinya dengan 1,25 ml karbon tetraklorida/kg bb, peroral (Setiawan Angtoni, Fakultas Farmasi, UBAYA, 1991)
· Ekstrak air temulawak 10% b/ dengan dosis 6,8 dan 10 ml/hari dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT darah kelinci yang terinfeksi virus hepatitis B, tetapi tdiak berpengaruh terhadap virus hepatitis B. (Sumiyati Yuningsih, Jurusan Farmasi FMIPA, UNPAD, 1987)
· Kurkuminoid temulawak dengan dosis 10, 15, dan 20 mg/hari dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT, serta menaikkan kadar ChE darah kelinci keadaan hepatoksik. (Tavip Budiawan, Jurusan Farmasi, FMIPA, UNPAD, 1988)
· Minyak asiri temulawak jenuh dalam daftar “KREBS”, akan menghambat penyerapan glukosa dalam usus halus tikus dan bersifat reservibel. (Endah Primawati, Jurusan Farmasi, FMIPA, UNPAD, 1987)
· Kurkuminoid temulawak dapat meningkatkan penyerapan glukosa diusus halus tikus. Penyerapan ini juga bersifat reservibel. (Karta, Jurusan Farmasi, FMIPA, UNPAD, 1987)
· Campuran kurkuminoid dan minyak asiri menghambat penyerapan glukosa pada mencit. Ikatan keduanya juga bersifat reservibel. (Eli Halimah, Jurusan Farmasi, FMIPA, UNPAD, 1987)
· Infus rimpang temulawak 20% dan 40% dapat menambah produksi air susu mencit secara nyata dibandingkan dengan kontrol. Terdapat perbedaan yang nyata antara pemberian infus 20% dan 40%. Infus diberikan pada mencit dan produksi susu diukur dengan cara meniali perbedaan berat anak mencit sebelum dan sesudah menyusui. (Clara Maria Limono, FF, UBAYA, 1990)
Contoh pemakaian
· Pelancar ASI Cuci 20g rimpang segar temulawak, lalu parut. Hasil parutannya peras dan saing, lalu ditim sampai mendidih. Setelah dingin, tambahkan 2 sendok makam madu sambil diaduk rata, lalu diminum. Lakukan pagi dan sore dengan takaran yang sama banyak.
· Menurunkan kadar kolesterol darah tinggi Kupas kulit rimpang temulawak segar sebesar 3 jari, lalu parut. Tambahkan 3/4 cangkir air panas dan biarkan mengendap. Setelah dingin, endapannya dibuang dan airnya diminum. Lakukan setiap hari.
· Hepatitis
1. Rimpang temulawak segar sebesar 2 jari dikupas kulitnya lalu diparut. Tambahkan air panas sebanyak 1/2 cangkir dan 1 sendok madu. Aduk campuran tadi sampai merata lalu dibirakan mengendap. Minum beninggannya, ampasnya dibuang. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.
2. Rebus 10g rimpang temulawak kering dan 30g akar alang-alang (Imperata cylindrica) dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari
· Wasir Sediakan rimapang temulawak sebesar jari, kelembak (Rheum officinalle Baill.) sebesar 3/4 jari, 1 genggam pegagan (Centella asiatica L), 1 genggam daun saga (Abrus precatoris L) dan gula neau sebesar 3 jari. Cuci bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya. Selanjutnya, rebus bahan-bahan tersebut dalam 5 gelas air bersih sampai tersisa kira-kira separuhnya. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 3 kali, masing-masing 1/3 bagian. Lakukan pengobatan ini setiap hari.
· Jerawat Cuci rimpang temulawak sebesar 1 jari, lalu potong-potong seperlunya. Selanjutnya rebus dalam 4 gelas minum air bersih sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan tambahkan madu kedalam air saringannya seperlunya, lalu diminum. Pengobatan dilakukan sehari 2 kali, setiap kali cukup 1 gelas.
· Diare Cuci rimpang temulawak sebesat 1/2 ibu jari, lalu panggang sampai hangus. Selanjutnya giling bahan tersebut sampai halus, lalu seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan 1 sendok makan madu sambil aduk sampai merata, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari sampai sembuh.
· Sembelit Sediakan rimpang temulawak dan buah asam (Tamarindus indicaL.) masak (masing-masing sebesar 1 jari), gula enau secukupnya. Selanjutnya potong tipis-tipis, lalu seduh dengan 1 cangkir air mendidih. Aduk sampai gulanya larut dan minum setelah dingin.
· Nyeri haid Sediakan 10 iris rimpang temulawak, asam kawak, sebesar telur burung puyuh dan gula enau sebesar 3 jari. Rebus bahan-bahan tersebut dalam 2 gelas air sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, minum ramuan tersebut. Lakukan setiap hari selama 1 minggu sebelum haid.
· Demam Rebus 1 jari rimpang temulawak yang telah diiris tipis-tipis dan 5 batang meniran dengan akarnya dalam 5 gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 3 kali minum, pagi, siang dan sore hari
· Penambah nafsu makan Sediakan 20g rimpang temulawak segar yang telah diiris tipis-tipis, 10g asam jawa dan 30g gula enau. Masukkan bahan-bahan tersebut kedalam panci email, lalu rebus dalam 250 cc air sampai mendidih selama 15 menit. Selanjutnya, saring dan minum ramuan tersebut selagi hangat, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 bagian.
ANTISPASMODI
Pendahuluan
Tanaman ini mempunyai banyak nama seperti Pulasari, Pulosari, Pulowaras, Palasari, Pula Dasplasare, Adaspulasari, Balasari, Calpari, Calapari, dan Purasane.
Pulasari tumbuh merambat di hutan-hutan di daerah pegunungan. Tersebar mulai dari negri Cina, Himalaya, Asia Tenggara, Australia, New Caledonia, dan Pulau Asia Psifik. Pulasari bisa berupa semak, merambat naik, atau merambat mendatar. Batang berkayu bulat, bercabang, warna hijau. Daun tunggal, lonjong, warna putih kehijauan. Bunga di ketiak daun, mahkota bentuk corong, warna putih. Buah kecil, bulat telur, warna hijau (1,2).
Kandungan Kimia
Yang biasa digunakan untuk obat tradisional adalah kulit batangnya. Kulit batang pulasari mengandung kumarin, tanin, alkaloid, saponin, minyak atsiri, polifenol (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1981) (3). Dalam tulisan lainnya dikatakan mengandung Andrografin; Andrografoloid; Panikulin (4).
Kegunaan Medis
Khasiat: Stomakik (meningkatkan nafsu makan); Karminatif (menghilangkan rasa nyeri kolik akibat gas); Antispasmodik (menghilangkan nyeri akibat spasme atau kram); Antitusif (menahan batuk); Emenagog (memperlancar haid apabila telat bulan bukan karena hamil) (4,5).
Penelitian
4.1.Yustina S.H. dkk (3) dengan judul penelitian: “DAYA ANTIBAKTERI CAMPURAN EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill) DAN KULIT BATANG PULASARI (Alyxia reinwardtii BL)”, menunjukkan adanya daya anti mikroba ekstrak etanol kulit batang pulasari terhadap bakteri E. Coli dan Staphylococcus Aureus (3).
Dasar Teori
A. Antispasmodik dapat merelaksasi otot polos saluran pencernaan. Termasuk disini adalah obat golongan antikolinergi dan antagonis reseptor dopamine. Obat golongan ini sering digunakan untuk nyeri GI karena kontraksi yang berlebihan contohnya adalah alkaloid belladon (ekstrak belladon), antropinsulfat, propantalin bromida, dan hiosin butyl bromide.
Antispasmodik diindikasikan pada gangguan saluran pencernaan yang ditandai dengan spasme otot polos dan untuk dismenore.
Antispasmodik diindikasikan pada gangguan saluran pencernaan yang ditandai dengan spasme otot polos dan untuk dismenore.
B. Antiemetik (anti muntah) Muntah sebenarnya merupakan pertahanan tubuh alamiah dan mungkin juga sebagai pertanda adanya penyakit, seperti adanya organ yang tidak berfungsi atau untuk mengeluarkan benda atau zat yang berbahaya dari lambung. Muntah mungkin juga disebabkan oleh flu, hamil, naik kendaraan atau goncangan (motion sicknes), infeksi didalam telinga atau efek samping obat-obat tertentu, terutama obat kanker. Perangsangan pada pusat muntah atau sering disebut chemoreseptor trigger zone (CTZ) dapat menyebabkan kontraksi lambung. Obat-obat anti muntah umumnya bekerja menghambat rangsangan pada CTZ. Namun demikian antiemetic yang tergolong antihistamin dan fenotiasin menghambat muntah melalui mekanisme dopaminergik atau kolinergik.
Beberapa golongan anti emetik yang sampai sekrang masih dibenarkan yaitu :
1. Golongan fenotiazin
2. Antagonis H1
3. Serotonin antagonis
C. Uterotonika uterotonika adalah obat yang merangsang kontraksi uterus.
Respon terhadap uterus bertingkat → mulai kontraksi uterus , ritmis sampai tetani Anatomi Fisiologi Uterus
Respon terhadap uterus bertingkat → mulai kontraksi uterus , ritmis sampai tetani Anatomi Fisiologi Uterus
§ Uterus disarafi oleh: saraf kolinergik dari saraf pelvik dan saraf adrenegik dari ganglion hipogastri
§ Respon uterus berbeda tergantung: spesies, pubertas (makin dewasa makin nyata), hamil (makin aterm makin nyata)
§ Mineral yang berpengaruh adalah: Na dan Ca
D. Uterorelaksan Adalah obat untuk mengurangi kontraksi uterus. Contoh obat uterodepresan adalah :
Duvadilaneü
MgSO4ü
Bricasmaü
Salbutamolü
Cara Kerja
1. Mencatat nama obat (merk dagang) dan zat berkhasiat.
2. Mencatat indikas, kontra indikasi obat.
3. Mencari farmakokinetik dan farmakodinamik obat
4. Mencari efek samping obat.
5. Mencari cara pemberian obat.
6. Menxari indikasi keamanan kahamilan.
Antispasmodik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya
Hyoscine
Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan mencegah kejang otot. Obat ini biasa digunakan untuk pra pengobatan untuk mengosongkan secresi paru-paru. Obat ini juga digunakan untuk pengobatan tukak lambung.
Clidinium
Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide digunakan untuk mengobati lambung yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati kram perut dan abdominal. Chlordiazepoxide dapat menyebabkan kecanduan. Meskipun demikian, sewaktu mengkonsumsi chlordiazepoxide dan clidinium bromide, jangan minum dengan dosis besar atau minum lebih lama dari yang dokter resepkan. Toleransi mungkinterjadi karena pemakaian jangka panjang atau berlebihan yang membuat pengobatan kurag efektif. Obat ini harus dikonsumsi secara teratur agar pengobatannya efektif. Jangan lewatkan dosis walaupun anda pikir anda tak membutuhkannya. Jangan konsumsi kombinasi obat ini lebih dari 4 bulan atau menghentikan pengobatan tanpa konsultasi ke doakter anda terlebih dahlu. Penghentian obat yang mendadak akan memeperparah kondisi penyakit anda dan menimbulkan gejala withdrawal symptoms (anxiousness, sleeplessness, and irritability).
Mebeverine
Obat ini digolongkan sebagai obat antispasmodic. Mebeverine digunakan untuk mengobati kram dan kejang pada perut dan usus. Mebeverine khususnya digunakan dalam pengobatan irritable bowel syndrome (IBS) dan konsisi sejenis. Di Indonesia Mebeverine hanya tersedia dalam bentuk tablet.
Papaverine
Papaverine digunakan untuk meningkatkan peredaran darah pada pasien dengan masalah sirkulasi darah. Papaverine bekerja dengan merelaksasi saluran darah sehingga darah dapat mengalir lebih mudah ke jantung dan seluruh tubuh. Papaverine adalah golongan alkaloid opium yang diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli perifer dan mesenterik. Sediaannya selain tunggal juga ada yang dikombinasi dengan obat Metamizole
Timepidium
Timepidium diindikasikan untuk sakit akibat spasme/kejang otot halus yang disebabkan oleh gastritis (radang lambung), ulkus peptikum, pankreatitis, penyakit kandung empedu dan saluran empedu, lithangiuria.
Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan oral tablet dan injeksi.
Pramiverine
Pramiverine diindikasikan untuk spasme/kejang dan kolik yang terasa sangat sakit pada saluran pencernaan, saluran empedu, dan saluran kemih, dismenore (nyeri perut pada saat haid), nyeri setelah operasi.
Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan oral tablet dan injeksi.
Tiemonium
Tiemonium Methylsulfate adalah obat antispasmodic antikolinergik sintetis. Tiemonium mengurangi kejang otot pada usus, bilari, kandung kemih, dan uterus. Tiemonium diindikasikan untuk nyeri pada penyakit gastrointestinal dan biliary and seperty gastroenteritis, diare, disentri, biliary colic, enterocolitis, cholecystitis, colonopathies.
Untuk pemilihan golongan obat pencernaan ini yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.
Di apotik online medicastore anda dapat mencari obat yang kandungannya sama tetapi dengan merk yang berbeda secara mudah dengan mengetikkan di search engine medicastore naa generiknya. Sehingga anda dapat memilih dan beli obat sesuai dengan kebutuhan anda.
0 comments:
Post a Comment