Secara umum, adat perkawinan orang Melayu Bengkalis
dimulai dengan merisik dan diakhiri dengan upacara menyembah. Dari keseluruhan
prosesinya, terlihat jelas kebesaran kebudayaan Melayu yang dimiliki
masyarakat Melayu di Riau.
Orang Melayu di Bengkalis masih melestarikan tradisi
leluhur. Setidaknya ini terlihat dari masih dilestarikannya adat perkawinan
tradisional meskipun tidak seutuh pada zaman dahulu. Realitas ini menjadi bukti
kelekatan mereka kepada ajaran leluhur (Ibrahim Mukhtar, 2002).
Upacara adat perkawinan Melayu Bengkalis memiliki
rangkaian acara yang panjang dan meriah. Ritual acara digelar kurang lebih
selama 4 hari, baik di rumah pengantin laki-laki maupun perempuan. Selam itu,
kesenian Melayu seperti tari zapin, tradisi barzanji, dan burdah digelar untuk
menyemarakkan acara. Tidak lupa juga tradisi pantun berbalas dilantunkan,
khususnya saat pertunangan (MS. Suwardi, 1991).
Upacara adat perkawinan orang Melayu Bengkalis
diilhami oleh upacara perkawinan Kerajaan Siak Sri Indrapura di Riau.
Perkawinan ini juga mengenal tata cara yang berbeda, misalnya antara untuk
golongan raja, bangsawan, atau orang biasa, seperti terlihat dalam pembuatan
pelaminan yang bertingkat (Tim Pusat Pengajian Bahasa dan Kebudayaan Melayu
Universitas Riau (P2BKM-UNRI), 2003; MS. Suwardi, 1991).
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Upacara adat perkawinan orang Melayu Bengkalis
biasanya digelar dari pagi hingga malam hari selama 4 hari. Pelaksanaan upacara
dipusatkan di rumah pengantin perempuan. Meskipun demikian, di rumah pengantin
laki-laki biasanya juga digelar upacara sederhana bersama kerabat.
3. Pemimpin dan Peserta Upacara
Upacara adat perkawinan Melayu Bengkalis dipimpin oleh
Tuan Kadi dan Mak Andam. Keduanya bertanggung jawab pada setiap prosesi
upacara. Upacara ini disaksikan oleh orangtua kedua pengantin, sanak keluarga,
dan tamu undangan.
4. Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan upacara adat perkawinan Melayu
Bengkalis tergantung pada model perkawinan yang akan digelar. Akan tetapi,
umumnya peralatan dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
- Tepung tawar berupa bedak selo/sejuk, beras basuh, beras kunyit, bunga rampai, dan daun inai yang digiling halus.
- Tempat air pecung.
- Cerek (teko).
- Ketur.
- Tempat setanggi.
- Tepak sirih.
- Kepuk atau sesaji berisi nasi kunyit (pulut kuning), ulur-ulur, telur rebus diberi warna merah.
- Tujuh air bunga (air pecung).
5. Proses Pelaksanaan
Secara umum, proses pelaksanaan upacara adat
perkawinan Melayu Bengkalis meliputi 3 tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan
penutup.
a. Persiapan
Pada tahap ini, kedua keluarga dibantu oleh sanak
kerabat dan tetangga menyiapkan segala keperluan untuk proses perkawinan yang
akan dilakukan. Mulai dari perlengkapan hingga kebutuhan adat.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan upacara adat perkawinan orang Melayu
Bengkalis digelar dalam beberapa tahap, yaitu merisik, meminang, antar belanja,
menggantung, ijab qabul tepung tawar, berinai, berandam, khatam kaji, upacara
langsung, berarak, membuka pintu, bersanding, makan bersuap, makan
hadap-hadapan, menyembah mertua, mandi kumbo taman, makan nasi damai, dan
upacara menyembah. Berikut adalah pelaksanaan selengkapnya.
- Merisik
Merisik adalah proses mengenali perempuan yang akan
dijadikan istri. Proses ini dilakukan secara bertahap oleh pihak keluarga
laki-laki. Caranya dengan mengirim orangtua laki-laki atau utusan untuk mencari
informasi tentang calon istri, menyangkut tingkah lakunya, kemampuannya
mengurus rumah tangga, perangai terhadap orangtua, tetangga, dan masyarakat.
Satu hal yang terpenting adalah menanyakan apakah anak perempuan tersebut sudah
ditanggam atau dipinang, atau sudah mengikat janji dengan orang lain. Jika
sudah, kedatangan keluarga laki-laki hanya untuk menjalin persaudaraan. Merisik
dilakukan setelah mendengar kabar dari calon suami bahwa ada gadis yang menjadi
idaman hatinya. Merisik juga dilakukan oleh keluarga perempuan untuk
menyelidiki calon pengantin laki-laki.
- Meminang
Jika dalam proses merisik kedua keluarga bersepakat
untuk menikahkan kedua anaknya, maka tahap selanjutnya adalah meminang. Pada
tahap ini, pihak laki-laki mengirim utusan ke pihak perempuan untuk
menyampaikan niat menikah pihak laki-laki. Utusan yang dikirim biasanya
orang-orangtua pilihan yang bijak dan mengerti adat. Peminangan biasanya
disampaikan dengan bahasa pantun dan pepatah petitih serta diawali dengan
ritual tepak sirih Melayu.
- Antar Belanja
Sembari menunggu hari pernikahan, pihak laki-laki
melakukan tahap antar belanja, yakni mengirimkan barang-barang tertentu,
seperti uang atau cincin ke pihak keluarga perempuan dengan tujuan membantu
keluarga perempuan dalam menggelar upacara perkawinan dan sebagai ikatan janji
bahwa kedua keluarga akan menikahkan anaknya. Pada sebagian orang Melayu
Bengkalis, tahap ini juga biasa diisi dengan ritual tukar cincin. Antar belanja
umumnya disesuaikan dengan derajat dan kedudukan pihak laki-laki di mata
sosial. Besarnya hantaran dimungkinkan dapat mengangkat derajat pihak
laki-laki. Pada tahap ini, kedua belah pihak menyepakati waktu akad nikah dan
upacara langsung (bersanding/resepsi) akan dilaksanakan.
- Menggantung
Tahap ini diisi dengan menghias rumah (tengah rumah),
pelaminan, tempat tidur, dan tempat bersanding kedua pengantin kelak di rumah
pengantin perempuan. Kegiatan ini dilakukan oleh keluarga dan kerabat dibantu
oleh tetangga dan orang tertentu. Pada tahap ini pula, orangtua mempelai
perempuan akan melakukan ritual tepuk tepung tawar di setiap sudut
tempat-tempat di atas. Ada pembedan dalam pemasangan pelaminan, untuk raja
pelaminannya tingkat 9, bangsawan 7, datuk-datuk 5, dan orang biasa 3. Namun,
hal ini sekarang sudah diubah dengan hanya ditentukan oleh kemampuan pihak
keluarga.
- Ijab qabul
Tahap ini adalah pengucapan janji pengantin laki-laki
kepada pengantin perempuan yang dipimpin oleh Tuan Kadi (wakil orangtua pengantin
perempuan) dan disaksikan kedua orangtua pengantin serta dihadiri tamu
undangan. Kegiatan ini dilakukan di rumah pengantin perempuan dan umumnya
digelar selepas shalat maghrib. Pengantin laki-laki duduk di atas tilam kecil
beralas tikar berlambak. Sebelumnya, orangtua adat memantrai sekitar tempat
duduk ini agar dijauhkan dari niat jahat.
Sebelum ijab qabul, pengantin laki-laki akan duduk bersimpuh di hadapan orangtuanya, datuk dan nenek, dan handai tolan terdekat untuk memohon restu. Di saat yang sama, Tuan Kadi akan menemui calon pengantin perempuan yang disembunyikan di sebuah bilik untuk menanyakan persetujuannya untuk dinikahkan. Setelah mendapat anggukan, barulah ijab qabul dilaksanakan.
Seusai ijab qabul, pengantin pria dibawa ke sanak keluarga pengantin perempuan untuk bersalaman sebagai tanda perkenalan dan peresmian pernikahan. Lalu, pengantin laki-laki masuk ke dalam bilik khusus yang sudah disediakan. Malam itu ia belum diperbolehkan bertemu dengan pengantin perempuan.
- Tepung Tawar (Berinai Lebai)
Pengantin perempuan keluar dari bilik setelah
didandani, lalu didudukkan di pelaminan. Setelah itu, orang-orangtua yang
dihormati diikuti orangtua pengantin dan kerabat melakukan tepung tawar. Jumlah
orangtua tersebut biasanya ganjil, misalnya 3, 5, atau 7. Jika berjumlah genap,
hal itu justru dianggap akan mengakibatkan sesuatu yang kurang baik bagi
pengantin. Acara dilanjutkan dengan menyantap hidangan yang disediakan. Setelah
itu, pengantin laki-laki pulang ke rumahnya. Lalu tak berapa lama, pengantin
perempuan diiringi orang-orangtua dan kerabat, mengantar makanan ke rumah
pengantin laki-laki. Pada tahap ini pula, di rumah pengantin perempuan digelar
pembacaan syair-syair barzanzi, marhaban, dan burdah semalam suntuk.
- Berinai
Berinai adalah upacara memberikan tanda-tanda pada
telapak tangan, kuku, jari tangan dan kaki pengantin perempuan, sebagai simbol
bahwa ia adalah pengantin baru. Inai dibuat dari daun inai yang ditumbuk halus
dicampur dengan air asam Jawa sehingga berwarna merah. Namun, menurut
kepercayaan, jika inai yang dilekatkan di tangan atau kaki tidak berwarna
merah, maka kegadisan pengantin patut diragukan. Inai dilakukan oleh kerabat
pengantin perempuan di rumah pengantin laki-laki.
- Berandam
Berandam (berendam) adalah membersihkan diri,
bercukur, dan memotong anak rambut dan rambut di pelipis. Berandam hanya untuk
pengantin perempuan dan dilakukan di rumah oleh tukang andam (perempuan tua
yang sudah ahli). Berandam digelar setelah sebelumnya pengantin perempuan
dimandikan menggunakan tujuh air bunga (air pecung) lalu dipakaikan pakaian
adat Melayu Bengkalis. Berandam merupakan simbol penyucian pengantin perempuan
dari berbagai dosa.
- Khatam Kaji
Tahap ini diisi dengan membaca kitab suci Alquran dari
surat Dhuha hingga surat terakhir. Khatam kaji biasa digelar jam 11.00 siang
dan dilakukan oleh orang-orangtua laki-laki dan laim ulama.
- Upacara Langsung
Upacara langsung adalah upacara menyandingkan kedua
pengantin di pelaminan di rumah pengantin perempuan. Upacara ini biasanya
digelar pada siang hari. Pengantin perempuan berpakaian adat Melayu Bengkalis.
Setelah siap, seseorang diutus untuk memberitahukan dan menjemput pengantin
laki-laki bahwa upacara bersanding siap dimulai. Setelah sebelumnya makan
bersama, pengantin laki-laki akan berangkat dari rumahnya diiringi orangtua dan
kaum kerabat menuju rumah pengantin perempuan.
- Berarak
Perjalanan dari rumah pengantin laki-laki menuju rumah
pengantin perempuan disebut sebagai prosesi berarak (mengarak pengantin).
Umumnya, pengantin laki-laki akan digendong oleh pak cik atau pamannya sebagai
harapan bahwa mereka berasal dari keluarga terhormat. Pengantin laki-laki
berpakaian adat Melayu Bengkalis. Sesampai di rumah pengantin perempuan,
pengantin laki-laki didudukkan di kursi yang telah disediakan dan disambut
dengan tabuhan gendang dan seni pencaksilat. Pengantin laki-laki kemudian
dibawa menuju pintu rumah dan di sana ditutupkan kain pada kepalanya.
- Membuka Pintu
Sesampai di depan pintu, tukang andam melantunkan
pantun yang kemudian dijawab oleh rombongan pengantin laki-laki. Pantun
berbalas yang bisa berupa pujian maupun sindiran ini menjadi ritual sebelum
masuk rumah. Setelah itu, pengantin laki-laki menyodorkan amplop berisi uang
(uang lelawe) kepada tukang andam sebagai tanda pembuka pintu. Pintu rumah
tidak akan dbuka sebelum uang lelawe ini diberikan.
- Bersanding
Setelah berbalas pantun, pengantin laki-laki dibimbing
Mak Andam menuju ke pelaminan dan didudukkan di samping pengantin perempuan
yang ditutup kepalanya dengan pura-pura tidur. Lalu, Mak Andam mengambil sirih
lelat dari tangan pengantin laki-laki dan memutar-mutarkannya di atas kepada
kedua pengantin sebanyak 7 kali. Konon, jika sirih lelat ini dimakan oleh anak
gadis atau bujang, maka niscaya ia akan cepat dapat jodoh.
- Makan Bersuap
Sesaat setelah bersanding, Mak Andam memberikan nasi
pulut kuning kepada kedua pengantin agar mereka saling bersuap. Saat pengantin
laki-laki menyuapi pengantin perempuan, pengantin perempuan memalingkan muka
tanda malu. Prosesi ini merupakan tanda kasih sayang di antara kedua mempelai.
- Makan Hadap-hadapan
Mak Andam membimbing kedua mempelai turun dari
pelaminan menuju sebuah ruangan. Di ruangan ini, kedua pengantin makan sambil
berhadap-hadapan disaksikan kerabat dan tamu yang hadir. Prosesi ini sebagai
simbol kesetiaan, kecintaan, dan pengabdian istri kepada suami.
- Menyembah Mertua
Malam harinya, kedua mempelai beserta rombongan pergi
ke rumah pengantin laki-laki untuk melakukan prosesi menyembah mertua.
Pengantin perempuan dipanggul di atas kursi yang diikat dengan kayu. Baik
mertua maupun sanak keluarga memberikan buah tangan berupa uang, kain, atau
baju sebagai hadiah sebagai ucapan selamat. Setelah itu, diadakan makan
bersama. Usai itu, pengantin dan rombongan pulang ke rumah pengantin perempuan.
Di sana, biasanya digelar acara kesenian. Pada malam berikutnya, orangtua
pengantin laki-laki bergantian menjemput pengantin perempuan ke rumahnya.
Setelah acara ini, kedua pengantin baru boleh keluar rumah.
- Mandi Taman
Sehari setelah acara bersanding, kedua pengantin
dimandikan menggunakan air yang telah dimantrai (air tolak bala), dicampur
dengan bunga-bunga tertentu. Sebelum mandi taman, dagu kedua pengantin diusap dengan
tepung tawar, batu asahan, telur ayam, dan batu cincin. Setelah itu, pengantin
didudukkan di kursi, lalu Mak Andam mengelilingi mereka sebanyak 7 kali sambil
membawa kelengkapan mandi. Oleh Mak Andam, kedua pengantin dibasahi mulai dari
kepala, muka, lalu badan. Seusai mandi, kedua pengantin berganti pakaian lalu
dibimbing menuju bilik seraya menginjak padi yang ada dalam dulang. Kedua
pengantin diselubungi kain panjang sebagai pertanda awal dari hubungan kedua
suami istri. Sepanjang menuju bilik, kedua pengantin ditaburi bunga rampai yang
dicampur kepingan uang logam yang kemudian diperebutkan anak-anak kecil
- Makan Nasi Damai
Selepas mandi taman, kedua pengantin didudukkan di
pelaminan lalu diberikan hidangan nasi pulut putih oleh orangtua pengantin
laki-laki. Nasi ini disebut dengan nasi damai karena pertanda bahwa pihak
keluarga pengantin laki-laki ikut bertanggung jawab atas kedamaian keluarga
kedua mempelai.
c. Penutup
Acara ditutup dengan upacara menyembah yang dilakukan
pada malam keempat selepas bersanding. Kedua pengantin akan pergi ke sanak
kerabat untuk bersalaman dan memohon doa restu. Upacara ini juga bertujuan
mendekatkan keluarga kedua pengantin.
6. Doa-doa
Dalam upacara adat perkawinan Melayu Bengkalis
terdapat doa-doa khusus, antara lain:
- Doa permohonan agar kedua mempelai sehat dan damai kehidupannya.
- Doa permohonan agar kedua mempelai beserta keluarganya dijauhkan dari bencana.
- Doa permohonan pembesihan doa saat berandam.
7. Pantangan dan Larangan
Kedua pengantin dilarang keluar rumah sampai keduanya
melakukan prosesi menyembah mertua di rumah pengantin laki-laki.
8. Nilai-nilai
Upacara adat perkawinan orang Melayu Bengkalis memuat
nilai-nilai dalam dalam kehidupan, antara lain:
- Pelestarian tradisi. Upacara adat perkawinan ini adalah ajaran leluhur. Oleh karena itu, mempraktekkan ajaran ini secara tidak langsung merupakan salah satu upaya dalam melestarikan tradisi leluhur.
- Melanjutkan generasi. Salah satu tujuan perkawinan adalah mencetak generasi penerus sehingga sejarah dan budaya di keluarga atau kelompok masyarakat tersebut akan berkembang.
- Pelestarian sastra tradisional. Nilai ini terlihat dari pantun berbalas yang diucapkan saat pertunangan.
- Mempererat dan memperluas hubungan keluarga. Nilai ini tercermin dari tujuan perkawinan itu sendiri, yakni menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar.
9. Penutup
Secara umum, adanya upacara adat perkawinan ini
menjadi bukti kekayaan kebudayaan Melayu. Selain itu, upacara ini juga menjadi
bukti bahwa leluhur Melayu Bengkalis sangat menghargai siklus kehidupan, hal
ini terbukti dari begitu rincinya prosesi adat ini digelar.
1 comments:
sangat menambah wawasan sekali kak
EMI
Post a Comment