.post img:hover { -moz-trnasform: scale(1.3) ; -webkit-transform: scale(1.3); -o-transform: scale(1.3) ; -ms-transform: scale(1.2) ; transform: scale(1.3) ;}

MAKALAH KOROSI

09:56 |



KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nyalah KIR  ini dapat terselesaikan. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengamati korosi pada besi. Selain itu juga untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi .
Dengan terselesaikannya karya ilmiah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang bahan-bahan yang dapat timbulkan dan mempercepat terjadinya korosi (karat), proses terjadinya korosi, kerugian serta cara mencegah terjadinya korosi. Oleh karena itu, terselesaikannya KIR ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata-mata. Namun, berkat dukungan dan bantuan dari pihak-pihak terkait.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik serta saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapakan demi penyempurnaan karya ilmiah ini. Semoga KIR ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca tentang faktor terjadinya korosi.












DAFTAR  ISI

                                                                                                                                          HALAMAN

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………....
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...
ABSTRAK ……………………………………………………………………………..
BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………………
            1.1.Latar belakang …………………………………………………………… 
            1.2.rumusan masalah …………………………………………………………
            1.3.Tujuan penelitian …………………………………………………………
BAB II : KAJIAN TEORITIS ……………………………………………....................
            2.1. korosi ………………………………………………………………………
Penyebab korosi ……………………………………………………...........................
Proses terjadinya korosi ………………………………………………………...........
Dampak dari korosi ……………………………………………….............................
Mencegah terjadinya korosi ……………………………………………….................





















BAB  I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang masalah
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan.Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan.Oleh karena itu,dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi.


1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terjadinya korosi?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya korosi?

1.3. Tujuan masalah

1. Mengetahui proses bagaimana terjadinya korosi.
2. Mengetahui penyebab terjadinya korosi.

















BAB  II
KAJIAN TEORITIS


2.1. korosi
          Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen di udara.
          Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau biasa disebut dengan karat. Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada proses pengamatan, besi (Fe) bertindak sebagai preduksi dan Oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat :
Anode        : Fe2+ + 2e- → Fe
Katode       : 2H2O O2 + 4H+ + 4e-
Karat disebut sebagai autokatalis karena karat yang terjadi pada logam akan mempercepat proses pengaratan berikutnya.korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
          Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3. nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektro kimia.Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi. (Suroso, Asih, dkk.2011)
                                                                                                                   
2.2. Penyebab korosi                                                                            
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan  sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa 
maupunan-organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif  keudara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mepercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta senyawaan-senyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
( Purba, Michael.2007)

2.3. Proses Terjadinya Korosi
            Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab.( Purba, Michale. 2007 )

2.4. Dampak dari korosi
            Karatan adalah logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya) atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron dan lingkungannya sebagai penerima elektron. Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektro-elektron yang tertinggal pada logam. Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa.
               Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi
karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi,  kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500oC. ( Suroso, Asih, dkk.2011)

2.5. Mencegah terjadinya korosi
            Prinsip sederhananya adalah ”menutup” jalan masuk dan kontak antara permukaan besi dengan air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam, misal dengan cara pengecatan, dan melapisi besi dengan bahan lain misal chrom, nekel (misal pada pelg roda sepeda kamu), penyepuhan atau galvanisasi. Ada juga logam yang dibentuk dari campuran besi sedemikian rupa namun tetap kuat yang disebut dengan STAINLESS STELL atau baja tahan karat, biasanya digunakan untuk pisau, alat dapur atau alat-alat kedokteran/kesehatan. Cara lainnya adalah dengan apa ayang disebut dengan PROTEKSI KATODIK, yaitu menlindungi benda
besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai KATODA, secara sederhana bisa dijelaskan bahwa sebatang besi akan lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka dengan "menempelkan" besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan "terserap" menuju besi, bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan mobil. misalnya menara menara antena, terbuat dari besi kan. Lalu kenapa mereka tidak bisa berkarat? Itu disebabkan karena setiap beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan tempat bagi udara dan air bertemu dengan permukaan besi membentuk karat.   



1.    terbuka
No
Larutan
Hari
1
2
3
4
5
6
7
1
Larutan Asam
Belum berubah
Belum berubah
Perubahan mulai terlihat
Paku sudah diselimuti karatan
Karatan pada paku muncul ke permukaan larutan
Karatan semakin banyak yang timbul di permukaan
Karatan hanya di permukaan dan tidak menempel di paku
2
Air masak
Sudah nampak ada perubahan
Perubahan semakin jelas
Paku diselimuti karatan
Karatan pada paku semakin banyak
Beberapa karatan luntur
Karatan semakin menyelimuti paku
Karatan semakin menebal
3
Air sumur
Sudah nampak perubahan
Perubahan semakin jelas
Paku terlihat berkarat
Karatan semakin banyak
Banyak karatan luntur
Karatan semakin menyelimuti paku
Karatan pada paku makin menebal
4
Minyak
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
5
Tanpa larutan
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
Hanya terlihat bintik-bintik karatan
Masih terlihat bintik-bintik karatan
Hanya ada titik karatan dan tidak tebal

2.    tertutup
No
Larutan
Hari
1
2
3
4
5
6
7
1
Larutan Asam
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
Agak berubah
Karatan sedikit demi sedikit ada
Karatan muncul ke permukaan larutan
Hanya sedikit terjadi karatan
2
Air masak
Berubah
Paku sudah terselimutik karatan
Karatan padu paku semakin menebal
Beberapa karatan luntur
Karatan semakin tebal
Karatan semakin tebal
Paku menjadi berkarat
3
Air sumur
Berubah
Paku diselimuti karatan
Karatan pada paku semakin menebal
Karatan banyak luntur
Karatan semakin tebal bada batang paku
Batang paku berubah menjadi kecoklatan
Paku menjadi berkarat
4
Minyak
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
5
Tanpa larutan
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
Belum berubah
Hanya ada bintik-bintik karatan
Hanya ada bintik-bintik karatan

Description: G:\BlackBerry\camera\IMG-20141004-21334.jpg Description: G:\BlackBerry\camera\IMG-20141004-21333.jpgDescription: G:\BlackBerry\camera\IMG-20141004-21331.jpg    Description: G:\BlackBerry\camera\IMG-20141004-21332.jpgDescription: G:\BlackBerry\camera\IMG-20141004-21335.jpg

0 comments:

Post a Comment