.post img:hover { -moz-trnasform: scale(1.3) ; -webkit-transform: scale(1.3); -o-transform: scale(1.3) ; -ms-transform: scale(1.2) ; transform: scale(1.3) ;}

FASE DAN TUGAS PERKEMBANGAN INDIVIDU

16:50 |





A.   Materi Pengembangan Diri
Individu berasal dari bahas latin individuum artinya yang tidak terbagi. Individu berarti suatu kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perorangan. Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memilki peran khas di dalam lingkungan sosialnya melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
1.    Pertumbuhan dan Perkembangan
Manusia mengalami suatu harapan yang namanya pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses perubahan jasmani yang terjdai sampai mencapai kematangan fisik yang bersifat kuantitatif yang dialami oleh individu.
Pertumbuhan setiap individu ini antara yang satu dan yang lain berbeda. Adapun perkembangan adalah eprubahan individu yang lebih ke arah rohaniah yang menjadi unik untuk setiap individu karena perkembangan juga memiliki pola – pola tersendiri yang khas yang hanya dapat diamati tanpa diukur. Banyak faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adalah faktor lingkungan.


2.    Fase dan Tugas Perkembangan
Hal – hal lain yang juga menimbulkan tugas – tugas perkembangan, antara lain :
a.     Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu.
b.     Adanya dorongan cita – cita psikologi manusia yang sedang berkembang itu sendiri.
c.     Adanya tuntutan kultural masyarakat.

3.    Prinsip Perkembangan
Prinsip perkembangan yaitu menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan atau dapat dikatakan generalisasi mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia itu sendri.
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978), prinsip – prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak seperti tampak pada hal – hal berikut :
1.      Manusia tidak pernah dalam keadaan statis. Dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba.
2.      Lingkungan tempat anak menghabiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan bawaan mereka.
3.      Perkembangan anak akan sangat dipengaruhi proses kematangan, yaitu terbukanya karakteristik secara potensial sudah ada pada individu genetik individu.
4.      Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki.
5.      Karakteristik tertentu dalam perkembangan dapat diramalkan, berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental.
6.      Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan mengikuti pola yang dpat diramalkan dengan cara dan kecepatannya sendiri.
7.      Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus. Pada setiap manusia mengandung bahaya yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku.

4.    Faktor yang memengaruhi Perkembangan
Faktor genetik adalah faktor keturunan yang bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan. Bentuknya dapat menentukan karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, eprtumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen.
Faktor eksternal/lingkungan mempunyai peranan besar yaitu memengaruhi individu, setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.

5.    Aliran psikologi dan Implikasinya dalam Pembelajaran
Aliran gestalt, menurut para pengikut gestalt perkembanga itu adalah proses diferensiasi. Dlam proses diferensiasi primer adalah keseluruhan bagian – bagian adalah sekunder. Teori behaviorisme, teori belajar ini mengenai perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap belajar sesuatu jika menunjukkan perubahan tingkah laku.
Teori kognitif, yaitu menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan, antara lain memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepad hasilnya. guru perlu mengutamakan peran siswa dlam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar.
Teoti konstruktivisme dapat diterapkan pad pembelajran seperti setiap guru akan pernah mengalami bahwa suatu materi telah dibahas dengan sejelas – jelasnya. Para siswa harus dapat secara aktif mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru ke dalam kerangka kognitif. Guru harus memahami model – model mental yang digunakan siswa untuk mengenal dunia mereka dan penalaran yang dikembangkan dan yang dibuat para siswa untuk mendukung model – model itu.

0 comments:

Post a Comment