.post img:hover { -moz-trnasform: scale(1.3) ; -webkit-transform: scale(1.3); -o-transform: scale(1.3) ; -ms-transform: scale(1.2) ; transform: scale(1.3) ;}

ASAL USUL DAERAH PASIR PENGARAIAN

11:46 |




A.    Asal Mula Daerah Pasir Pengaraian
Sekitar tahun 1901 Pasir Pengaraian malai di ketahui orang. Pasir Pengaraian adalah ibu kota Rambah. Pada tahun 1899 terjadi bencana alam di negri Rambah yaitu kelaparan dan penyakit sehingga masyarakat sekitar banyak meninggal dan juga sakit – sakitan. Dahulu orang daerah ini berladang dari rambah membawa keluarga mereka dengan bekal sedikit untuk mengelilingi sungai rokan kanan, selin itu juga dulu didaerah ini ada sebuah sungai, yang di sebut sungai surau. Di sungai ini dulunya ialah tempat pengeraian emas. Jadi masyarakat sekitar ini mata pencarian ialah berladang dan orang yang mengerai emas.
Dari situlah muncul nama pasir pengaraian sehingga nama daerah ini ialah pasir pengaraian.
B.    Kerajaan yang ada
1.      Kerajaan Rambah
C.     Suku yang ada
-          Suku melayu
-          Suku memuliang
-          Suku Dungkoik
-          Suku Kandang Kopuh
-          Suku Bonuo
-          Suku Ampuh
-          Suku Kuti


Struktur Pemangku Adatnya



   



D.    Bahasa yang digunakan
1.      Bahasa Melayu Rokan
Karna melayu merupakan suku asli daerah ini.
Contoh percakapannya
A.      Diangko Ondak Kemano ?
B.      Aku Ondak Poi Keladang !
C.      Nak Apo Diang Keladang ?
D.     Nak Mencari Sayur – Sayuran
E.      Ooo. Iyo Lah.
Artinya :
A.      Kamu mau kemana ?
B.      Aku mau pergi ke ladang
C.      Mau ngapain kamu keladang ?
D.     Mau mencari sayur – sayuran
E.      Ooo, ya lah.
E.     Fhilosopy yang ada
-          Abangkobak menyorongkan puntongbiak.
Atau
-          Abangkobak mueloauosonsang
Itu dikatakan apabila ada akan yang malas.
F.     Karya Sastra
-          Pantung
Contoh pantun :
1.      Oso dipadang mengorobeh
Bak kalam timpo menimpo
Menompeh lawik pada tak andeh
Disitulah kito cinto mencinta.
-          Puisi
Ø  Tidak ada
-          Lagu
Ø  Tidak ada
-          Gurindam
Ø  Tidak ada

0 comments:

Post a Comment