.post img:hover { -moz-trnasform: scale(1.3) ; -webkit-transform: scale(1.3); -o-transform: scale(1.3) ; -ms-transform: scale(1.2) ; transform: scale(1.3) ;}

DESA DALU-DALU

14:58 |



DESA DALU-DALU
(BENTENG TUJUH LAPIS)

Benteng Tujuh Lapis, adalah benteng tradisional yang dibuat oleh pejuang kemerdekaan tanah Rokan Hulu, yang dikomandoi oleh Tuanku Tambusai
, benteng ini terdiri dari tujuh lapis dengan gundukan tanah mencapai tinggi 11 meter yang ditanam AUO Duri (Bambu Berduri), tahun 1838 – 1839. Letkol Michele datang ke Dalu-dalu untuk menaklukkan benteng, akhirnya benteng dapat dikuasai, dan Tuanku Tambusai bersamaan dengan sebagian prajurit meninggal di Negeri Sembilan Malaysia. Kegigihan perjuangan Tuanku Tambusai oleh Belanda diberi gelar kepadanya ”De Padrische Tijger Van Rokan” berarti Harimau Padri dari Rokan. Selain Tuanku Tambusai Sultan Zainal Abidin juga pernah menggunakan Benteng ini dalam melawan pemberontak negeri. Sekarang Benteng ini sudah tidak terlihat bentuk aslinya. Pemerintah Rokan Hulu akan mengupayakan merenovasi situs sejarah ini.
Benteng Tujuh Lapis juga dikenal dengan "Benteng Aur Duri". Benteng ini adalah peninggalan bersejarah yang menjadi saksi bisu keperkasaan, kepahlawanan dan semangat pantang menyerah dari anak negeri "Tuanku Tambusai". Tuanku Tambusai menggunakan benteng ini sebagai tempat pertahanan terakhir para pejuang Dalu-Dalu.
Terletak di daerah Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu. Benteng tanah yang dibuat masyarakat dalu-dalu pada zaman penjajahan Belanda atas petuah Tuanku Tambusai di atas bumbun tanah ditanam bambu atau aur berduri. Bekas benteng tersebut ditinggalkan Tuanku Tambusai pada tanggal 28 Desember 1839. Disekitar daerah dalu-dalu ini juga terdapat beberapa benteng-benteng yang disebut Kubu.
Benteng Tujuh Lapis bertembok tebal, kokoh tujuh lapis, diperkuat dengan tanaman bambu berduri (aur duri) dan parit sedalam sepuluh meter. Benteng ini luasnya menyamai sebuah kampung.
Dengan nilai perjuangan yang melekat pada benteng ini, menjadikannya sebagai salah satu objek wisata budaya dan peninggalan sejarah perjuangan masyarakat Riau menentang penjajah.
Desa Koto Ruang Kecamatan Rokan IV Koto memiliki Peninggalan Sejarah yang sangat berharga, pada abad ke-18 telah berdiri sebuah Perkampungan Kerajaan Rokan IV Koto, dari beberapa bangunan yang ada berdiri megah sebuah Istana yang telah berumur 200 tahun dengan arsitektur Melayu Rokan yang Khas, dengan ukiran naga-naga yang khas serta berbagai ukiran tumbuhan menghiasi sisi tertentu istana, tidak hanya ada istana juga terdapat beberapa rumah-rumah yang telah direnovasi yang terdapat ukiran-ukiran Melayu Rokan yang indah. Di Depan Istana terdapat tiga tangga yang melambangkan tangga kerapatan Daerah Rokan IV Koto yang terdiri dari Penguasa, Adat dan alim Ulama yang disebut dengan Tali Terpilin Tiga. Lokasi ini ditempuh dengan Jarak 75 Km dari Ibu Kota Kabupaten

Benteng tujuh lapis berada di desa Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai sekitar 23 km dari makam raja-raja Rambah. Benteng tanah yang dibuat masyarakat dalu-dalu pada zaman penjajahan Belanda, atas petuah Tuanku Tambusai di atas bumbun tanah ditanam bambu atau aur berduri. Bekas benteng tersebut yang ditinggalkan Tuanku Tambusai pada tanggal 28 Desember 1839. Di sekitar daerah dalu-dalu ini juga terdapat beberapa benteng-benteng yang disebut Kubu.

3 comments:

Kang alif said...

Assalamu alaikum saya orang rantau kasai

Blognya Kikils said...

artiekl tentang Benteng Tujuh Lapis menarik sekali

Arfi Hendra said...

Saya anak dalu-dalu namun besar di rantau. artikel ini sangat membantu saya untuk mengetahui sejarah kampung saya. Terima kasih

Post a Comment